Hujan Seharian, Banjir dan Tanah Longsor ‘Kepung’ Kabupaten Bangli
Sabtu, 10 Oktober 2020
16:35 WITA
Bangli
2116 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Bencana banjir dan tanah longsor seakan mengepung wilayah Kabupaten Bangli, akibat hujan deras yang mengguyur sejak Jumat (09/10) sore hingga Sabtu (10/10/2020) pagi. Sesuai pantauan dan laporan yang masuk di Polres Bangli, setidaknya ada sekitar belasan titik longsor disertai pohon tumbang menimbun sejumlah ruas jalan di wilayah hukum Polres Bangli. Tidak hanya itu, sejumlah rumah warga dan beberapa fasilitas obyek wisata di kabupaten Bangli dilaporkan juga turut mengalami kerusakan akibat terdampak tanah longsor.
Kapolres Bangli, AKBP. I Gusti Agung Dhana Aryawan saat dikonfirmasi, membenarkan setidaknya ada tiga Kecamatan yang dilaporkan terjadi bencana tanah longsor maupun banjir. Kata dia, dampak hujan yang terjadi sejak seharian, telah menyebabkan longsor maupun banjir melanda di tiga kecamatan. Yakni, Susut, Bangli dan Tembuku. “Dimasing-masing kecamatan itu, ada beberapa titik terjadi longsor maupun banjir, baik dijalur utama maupun rumah penduduk” ungkapnya.
Karena banyaknya titik bencana yang terjadi, diakui pihaknya bersama Pemerintah Daerah setempat untuk sementara masih fokus menanggulangi bencana yang terjadi dan menimbun sejumlah ruas jalan utama agar tidak terjadi kelumpuhan arus lalin. “Setelah jalur utama kita bersihkan, baru kita akan memback up penanggulangan bencana yang menimpa rumah-rumah penduduk,” ungkapnya.
Sejauh ini, pihaknya bersama BPBD juga masih melakukan pendataan. Namun untuk sementara, dari laporan yang sudah masuk, di wilayah Tembuku setidaknya ada lebih dari lima titik bencana longsor terjadi. “Selain itu, di Susut juga ada lima titik dan di Kota Bangli terpantau di dua titik. Tapi itu, baru laporan bencana yang terjadi di jalur umum saja. Untuk bencana di rumah-rumah penduduk masih dilakukan pendataan,” tegasnya.
Saat ini, lanjut AKBP. Dhana Aryawan, petugas gabungan baik dari TNI, BNPB, Dinas Pekerjaan Umum termasuk PLN, masih sedang bekerja berupaya melakukan pembersihan dan penanggulangan akses jalan yang tertimbun material longsor disertai pohon tumbang. “Untuk sementara korban jiwa maupun luka tidak ada,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga memberikan atensi khusus terkait jebolnya tembok keliling di Rutan Bangli agar tidak ada tahanan yang kabur. Kata dia, pihaknya akan menempatkan sejumlah personil untuk memback up pengamanan di Rutan Bangli. “Teknis pengamanan sedang kita koordinasikan. Yang pasti, sejumlah personil turut kita siagakan termasuk patroli keamanan juga akan kita tingkatkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Disisi lain sesuai pantauan dilapangan, upaya penanggulangan telah dilakukan sejak pagi oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali menyasar ruas jalan penghubung antar kabupaten. Seperti terlihat di jalur Bangli-Tembuku. Satu alat berat turut diterjunkan untuk mempercepat proses pembersihkan akses jalan tersebut. Menurut Gede Arta Jaya salah seoarang petugas TRC PU Bali, dijalur Tembuku-Besakih ini, tercatat ada 10 titik longsor. “Dari 10 titik longsor yang terjadi di jalur ini, kami targetkan pembersihan sudah bisa kita lakukan hari ini,” jelasnya. Tujuannya, agar akses jalan tersebut bisa dilalui kembali. Mengingat sejak semalam, akses jalan tersebut sempat lumpuh karena tertimbun material tebing longsor disertai pohon tumbang.
Selain itu, terpantau juga bencana tanah longsor menyebabkan rumah yang terdiri dua kamar berupa dapur dan tempat tidur milik keluarga I Wayan Mariana (43) di dusun Jehem Kaja, Tembuku, nyaris rata dengan tanah. Beruntung juga saat kejadian tidak ada korban jiwa. Namun kerugian yang ditimbulkan diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Disisi lain, sejumlah fasilitas di obyek wisata Tirta Sudamala, di lingkungan/br. Sedit, Bebalang, Bangli, mengalami kerusakan akibat terjangan longsor dan air bah. Kerusakan yang terjadi, meliputi ruang ganti, balai pewedaan dan balai pesandakan dengan perkirakan kerugian mencapai Rp 100 juta.ard/utm
Komentar