PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Dewan Bangli Soroti Belum Optimalnya Penanganan Sampah Di Jalur Wisata

Rabu, 11 Juli 2018

00:00 WITA

Bangli

2992 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Berbagai persoalan masih menjadi kendala dalam pengembangan pembangunan pariwisata di Kabupaten Bangli. Salah satunya mengenai kebersihan yang menjadi persoalan klasik. Pasalnya, tumpukan sampah masih kerap dijumpai di jalur-jalur pariwisata, yang semestinya wajib segera mendapat penanganan. Hal ini ditegaskan, Wakil Ketua DPRD Bangli, I Komang Carles, belum lama ini.

Salah satu yang menjadi perhatiannya, yakni mengenai sampah di jalur pariwisata, seperti jalur Toya Bungkah, Desa Batur hingga jalur darat menuju Desa Terunyan yang penuh sampah plastik. “Persoalan sampah ini wajib menjadi prioritas utama. Sehingga kami sarankan OPD terkait menjadi pelopor kebersihan. Tentunya dari pihak desa ikut berperan dengan menganggarkan pengelolaan sampah lewat ADD” tegas Komang Carles.

Pihaknya juga menyinggung soal infrastruktur berupa jalan hotmix, dimana salah satu anggarannya melalui dana PHR. Jelas politisi partai Demokrat ini, peruntukan dana PHR diantaranya untuk penunjang wisata, menjaga lingkungan, serta menjaga adat dan budaya. Pihaknya mengharapkan kedepan dana PHR tersebut lebih diprioritaskan pada jalan-jalan di 25 desa wisata yang telah ditetapkan di Bangli.

“Bukan kami mengabaikan yang lain, namun ini perlu diprioritaskan di desa wisata sebagai penyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah) terbesar. Seperti di jalur Batur – Tandang Buanasari, yang merupakan jalur bersepeda bagi wisatawan, hingga kini masih putus sejak bencana longsor tahun lalu. Harusnya ini menjadi perhatian dan prioritas, terlebih dana PHR dari Kabupaten Badung cukup tinggi,” tegasnya

Yang tidak kalah menjadi perhatian yakni keberadaan petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan. Jika dulunya para petugas lapangan ini mendapatkan uang makan dan uang perjalanan dalam daerah, namun kini justru tidak mendapatkan apapun. Padahal saat musim cuti lalu, para petugas ini tetap menjalankan kewajibannya menjaga keamanan, khususnya di wilayah Penelokan. “Kami harap keberadaan mereka juga menjadi pehatian, dan mendapatkan perlakuan khusus dari Bupati,” tegasnya.ard/aga


Komentar

Berita Terbaru

\