Mengenang Kembali Peristiwa Sepuluh November
Rabu, 15 November 2017
00:00 WITA
Nasional
3117 Pengunjung
Opini, suaradewata.com - Hari Pahlawan 10 November 1945 merupakan peringatan tahunan untuk memperingati pertempuran di Surabaya, dimana pasukan-pasukan pro kemerdekaan Indonesia bersama para milisi bertempur melawan pasukan Inggris dan Belanda sebagai bagian dari Revolusi Nasional Indonesia. Hal yang melatarbelakangi kejadian 10 November tersebut adalah karena peristiwa yang terjadi di hotel Yamato Surabaya. Adalah Mr Ploegman yang merupakan pimpinan masyarakat Belanda secara sengaja telah mengibarkan bendera Belanda di pucuk gedung hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945. Hal itu yang akhirnya menyebabkan tentara milisi Indonesia murka, mereka menghabisi pasukan gabungan kecil milik Belanda dan Jepang demi merobek bagian biru dari bendera Belanda tersebut.
Gencatan senjata antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda pun tak terhindarkan. Akan tetapi setelah ketegangan berhasil diredam, kedua belah pihak pun akhirnya setuju untuk membuat perjanjian pada tanggal 29 Oktober. Meski perjanjian perdamaian telah ditandatangaini, namun tetap saja bentrokan antara pasukan inggris dan Indonesia tak dapat dihindarkan. Bentrok yang terjadi tersebut mengalami puncak saat Jendral Mallaby yang merupakan tentara Inggris yang memimpin untuk Jawa Timur dikabarkan terbunuh pada 30 Oktober 1945.
Terbunuhnya Jendral Mallaby bermula dari mobil truk yang dinaiki oleh Brigadir Jendral Mallaby melewati jembatan merah dan berpapasan dengan milisi Indonesia. Kesalahpahaman pun muncul hingga akhirnya menyebabkan Brigadir Jendral Mallaby tertembak oleh salah seorang pemuda Indonesia yang hingga kini tidak diketahui secara jelas identitasnya.
Pihak Inggris pun marah dan menyalahkan pihak Indonesia atas meninggalnya Jendral Mallaby. Mereka tidak terima dan langsung membuat keputusan bahwa Brigadir Jendral Mallaby akan diganti dengan Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk memimpin ultimatum 10 November 1945 pada pihak Indonesia untuk menyerahkan seluruh senjata dan menyerahkan persenjataan serta menghentikan perlawanan pada AFNEI dan administrasi NICA.
Pada tanggal 10 November 1945, tentara Inggris mulai melakukan aksinya yang dikenal sebagai Ricklef pada pojok pojok kota Surabaya. Dalam waktu tiga hari, pemerintah Inggris sudah mampu mengambil alih kekuasaan kota. Pertempuran 10 November tersebut baru benar benar redam setelah kira-kira 6.000 orang rakyat Indonesia gugur dalam pertempuran tersebut.
Perang berdarah yang menelan ribuan korban di Surabaya tersebut semakin membuat perlawanan Indonesia untuk melawan penjajah dan merebut kembali kemerdekaan. Dan pada akhirnya kemerdekaan kembali bisa direbut oleh bangsa Indonesia. Karena banyaknya pahlawan yang gugur dan rakyat sipil yang meninggal pada peperang tersebut, maka sejak saat itu setiap tanggal 10 November oleh bangsa Indonesia diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Oleh: Ananda Anggoro (Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan FISIP di Universitas Negeri Yogyakarta)
Komentar