PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

PT BIBU Pastikan Gelar Upacara "Mendem Pakelem" Persiapan Pembangunan Bandara Buleleng

Minggu, 27 Agustus 2017

00:00 WITA

Buleleng

3904 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bulelengsuaradewata.com - Walau Kementrian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) belum merekomendasikan lokasi titik pembangunan Bandar Udara Internasional di Kabupaten Buleleng, PT BIBU (Bandara Internasional Bali Utara) tetap "nekat" melakukan prosesi upacara adat mempersiapkan lokasi bandara baru di timur Kota Singaraja. Hal itu disampaikan dalam jumpa Pers di bekas "markas" Sahabat Sukrawan yang merupakan salah satu calon Bupati yang kalah tarung pada Pilkada Buleleng 2017, Minggu (27/8/2017).

Upacara adat tersebut berlangsung di Desa Kubutambahan yang melibatkan pihak adat setempat. Yang rencana dilaksanakan (28/8/2017) sekitar pukul 11.00 Wita. Upacara adat tersebut dikenal dengan istilah Mendem Pakelem (Menghaturkan sesajen ke laut) dan upacara Nuasen.

Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara menjadi impian masyarakat di Buleleng. Walaupun pihak PT BIBU melalui Presiden Direkturnya yakni Made Mangku menyatakan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk membangun Bandara di laut dengan bandara konsep mengapung (offshore), namun hingga berita ini tayang pun belum ada kejelasan terkait izin Penlok (Penetapan Lokasi) tersebut.

Menurut Mangku, upacara tersebut mengandeng Desa Adat Kubutambahan yang dipusatkan di Pura Penegil Dharma Penyusuan.

"Lantaran ijin atau penentuan lokasi bandara belum turun dari Kemenhub RI, sehingga proses yang dilakukan hanya melakukan upacara nuasen dan "mulang" (menanam/mempersembahkan) pekelem saja. Namun jika Penlok sudah turun sebelum tanggal 28, PT. BIBU memang berencana akan melakukan rangkaian upacara peletakan Batu pertama," ujar Mangku.

Karena izin belum turun, lanjutnya, maka upacara yang akan dilakukan tidak ada peletakan batu pertama karena memang penlok-nya belum turun. Hal tersebut sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan dengan pihak PT Pembari beberapa waktu lalu.

“Kalau syaratnya sesuai dengan PM 20-2014 hampir seluruhnya sudah kami memenuhi dan kami setor ke pusat ke Kementerian Perhubungan, termasuk juga bulan Februari lalu kami juga diberi kesempatan untuk ekspose (Presentasi). Dan kami juga sudah lakukan seluruh dari prosesnya. Semestinya sesuai dengan peraturan kementerian yakni 45 hari kerja Penlok sudah bisa turun dan sampai hari ini kami belum pernah menerima saran dari kementerian itu apa yang menjadi kekurangan kami untuk disempurnakan,” ucap Mangku menegaskan.

Ditempat yang sama, Kelian Desa Adat Kubutambahan, Jro Pasek Ketut Warkadea memberikan dukungan secara penuh terhadap rangkaian upacara yang dilakukan PT. BIBU sebagai upaya kontribusi secara niskala untuk mampu menjaga keseimbangan antara sekala dan niskala.

“Upacara itu adalah bagaimana meningkatkan sradha bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, paling tidak ada persembahyangan bersama sehingga ada kontribusi secara niskala, kekuatan persembahyangan itu akan meninggatkan sradha bakti dan bagaimana makna upacara itu sebagai pemahayu jagat terlepas dari adanya issue bandara atau tidak,” papar Warkadea.

Disisi lain, Kelian Adat Kubutambahan Jro Pasek Warkadea mengatakan, keberadaan bandara yang bisa diwujudkan di Desa Kubutambahan akan mampu memberikan imbas perkembangan di wilayah Desa Kubutambahan dan Buleleng secara umum sehingga Prajuru Desa Adat mendukung rencana pembangunan Bandar Udara di Bali Utara tersebut.

“Kami selaku prajuru Desa adat Kubutambahan mendukung adanya upaya untuk bagaimana menciptakan keseimbangan antara pembangunan bali utara dengan bali selatan termasuk pembangunan bandara ini munglin barangkali salah satu alternative untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga membuka seluas-luasnya lapangan kerja dan membuka kesejahteraan sosial bagi seluruh warga masyarakat Kubutambahan,” tegas Jro Warkadea.

Sebelumnya dalam Jumpa Pers, I Made Sukerana selaku Konsultan Hukum PT.BIBU meluruskan adanya rencana peletakan batu pertama (Groundbreaking) oleh PT. BIBU bersama Airports Kinesis Consulting (AKC) Kanada, dimana hal itu terungkap berdasarkan hasil pertemuan dalam Rapat Koordinasi yang dilakukan bersama Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, PT. BIBU dan PT. Pembangunan Bali Mandiri (Pembari) dalam menyikapi percepatan pembangunan Bandara Bali Utara.

“Nah, kerena ada keraguan-raguan itu, masyarakat, teman dan sebagainya, kalau sudah ada izinnya benar nggak membangun, benar punya uang, maka ditanya, kalau keluar izin sudah pasti benar nggak, siap, jadi akhir tahun ini saya siap akan bangun, nggak-nggak akhir tahun, kalau sudah keluar penlok, tanggak 28 pun saya siap untuk meletakan batu pertama, masa tidak ada ijin penlok kami lakukan peletakan batu pertama,” papar Sukerana.

Sementara, dalam proses upacara nuasen dan mulang pekelem di segara Kubutambahan akan dipusatkan didepan Pura Penegil Dharma Penyusuan yang rencanaya dipuput Ida Peranda Siwa Budha dan Pekelem dilakukan dengan mengunakan sarana upacara berupa kambing, anjing, nagsa, ayam dan babi serta kegiatan direncanakan mulai tepat pukul 11.00 wita dengan melibatkan Prajuru Desa Adat Kubutambahan dan masyarakat termasuk mengundang sejumlah pejabat diantaranya Gubernur Bali dan Ketua DPRD Bali serta sejumlah pejabat di Kabupaten Buleleng.adi/aga


Komentar

Berita Terbaru

\