Video BEM Undiksha "Cinta Pancasila" Timbulkan Kontroversi
Jumat, 02 Juni 2017
00:00 WITA
Buleleng
3979 Pengunjung
suaradewata.com
Buleleng, suaradewata.com - Video pernyataa BEM REMA Undiksha atas paham-paham yang merusak ideologi Bangsa Indonesia, tersebar di media sosial, sejak 3 hari lalu menjadi viral. Video yang berdurasi kurang lebih 2 menit itu menimbulkan kontroversi publik.
Video itupun dinilai, oleh beberapa kalangan, sudah menyudutkan salah satu agama tertentu. Bahasa dan tingkat emosi dalam penyampaian pernyataan sikap itu, menimbulkan kontra sejumlah kelompok masyarakat. Bahkan, ada juga komentar menunjukan pro atas unggahan video tersebut.
Presiden Mahasiswa Republik Mahasiswa Undiksha Singaraja, Made Dicky Satya Narayana mengatakan, pembuatan video itu merupakan hak Mahasiswa dalam menyampaikan slapirasinya tentang kondisi Bangsa Indonesia saat ini, karena banyak paham yang bersifat radikal yang berkeinginan merubah pandangan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Kami tidak ingin ini melebar, dan kami hanya ingin dalam pembuatan video itu untuk menyadarkan masyarakat bahwa Indonesia penuh keragaman yang memerlukan toleransi. Kami ingin menyadarkan masyarakat, paham radikal dan anti pancasila mulai tersebar di Indonesia," kata Dicky Satya.
Dicky Satya tidak menampik, dalam konten video tersebut ada bahasa menyebutkan "Agama dan Bodoh, serta Goblog". Kata agama itu, ia hanya berpandangan, saat ini banyak kelompok masyarakat yang berlindung dibalik agama tertentu. Begitu juga, kata bodoh dan goblog, yang menggambarkan kegeraman mereka tentang paham radikalisme yang terselubung melalui agama.
"Kami tidak ingin mengintervensi agama tertentu, dan pada video itu kami tidak bermaksud menyebutkan salah satu agama di Indonesia, karena kita tahu agama tidak pernah mengajarkan hal buruk dan anti pancasila. Makanya, kami mohon maaf apabila ada pihak-pihak tertentu tersinggung atas video kami," ujar Dicky Satya.
Kendati begitu Dicky mengaku, akan terus menyuarakan aspirasi Mahasiswa Undiksha demi keutuhan NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. "Kami tidak menyerah, kami akan terus menyuarakan aspirasi kami, demi keutuhan NKRI seperti pidato Bapak Presiden tanggal 1 Juni 2017. Dan ini akan sebagai evaluasi kami kedepannya," jelas Dicky Satya.
Sementara itu Wakil Rektor II Undiksha Singaraja, Wayan Lasmawan menjelaskan, ada penilaian masing-masing atas video tersebut, berdasarkan kepentingan. Namun Lasmawan menyarankan, agar memperhatikan betul video aslinya, dan bukan video yang telah diedit. "Intruksi dari Kemerinstek, di setiap kampus tidak ada sikap intoleransi dan kami komitmen akan hal itu. Makanya, kami mengedepankan toleransi dengan tetap mengedepankan kebhinekaan," jelas Lasmawan.
Dalam klarifikasi yang juga dihadiri oleh Organisasi Mahasiswa dan Organisasi Kepemudaan Agama di Buleleng ini, Lasmawan menegaskan, aksi ini akan menjadi bahan evaluasi kedepan. "Kami akan rapatkan ini di tingkat level pimpinan. Kalau jika dibutuhkan, kami akan melakukan penyelamatan dari sisi institusi, karena ini sebagai tempat pendidikan," tandas Lasmawan. rik/ari
Komentar