Sukarta: Kendaraan Oke, Figur Kemudian
Selasa, 24 Januari 2017
00:00 WITA
Denpasar
3602 Pengunjung
suaradewata.com
Denpasar, suaradewata.com - Dengan raihan 7 kursi di DPRD Bali, Partai Gerindra tentu menjadi salah satu kekuatan politik yang cukup diperhitungkan jelang Pilgub Bali 2018. Meski begitu, partai besutan Prabowo Subianto itu tetap realistis.
Partai Gerindra, bahkan ogah mengikuti arus dengan terburu-buru memunculkan nama calon gubernur atau calon wakil gubernur. Sikap Partai Gerindra ini beralasan, karena belajar dari Pilkada serentak di enam kabupaten dan kota di Bali pada 2015 lalu.
"Kami punya pengalaman di Pilkada 2015 lalu, bahkan di Pilkada Buleleng 2017. Kita munculkan nama dari awal, ternyata ujung-ujungnya koalisi sulit dibangun. Jadi kesannya kita beri harapan palsu," kata Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bali Ida Bagus Putu Sukarta, di Denpasar, Selasa (24/1).
Selain itu, Partai Gerindra juga mencermati hasil Pileg 2014 lalu. Sebab dari komposisi kursi di DPRD Bali hasil Pileg 2014, justru hanya PDIP dengan 24 kursi dan Partai Golkar dengan 11 kursi, yang bisa mengusung sendiri pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilgub Bali 2018 mendatang.
Sisanya Partai Demokrat dengan 8 kursi, Partai Gerindra (7 kursi), Partai NasDem (2 kursi), serta PKPI, PAN dan Partai Hanura dengan masing-masing 1 kursi, harus berkoalisi agar dapat mengusung pasangan calon. Adapun syarat pengusungan calon di Pilgub Bali adalah, parpol atau gabungan parpol minimal memiliki 11 kursi di DPRD Bali.
"Dengan realita seperti ini, maka sikap kami adalah matangkan koalisi dulu baru kemudian bicara soal nama. Intinya, kendaraan oke, figur kemudian. Kita tidak mau sekarang dukung salah satu nama, ujung-ujungnya nanti karena berbagai pertimbangan justru nama lain yang direkomendasikan atau bahkan kita gagal membangun koalisi," ujar Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI itu.
Untuk kepentingan koalisi ini, lanjut Sukarta, sejak awal pihaknya membangun komunikasi politik dengan partai-partai yang ada. Bahkan, Sukarta juga sudah menginstruksikan Fraksi Partai Gerindra DPRD Bali agar terus menjalin komunikasi dengan fraksi lainnya guna menggalang koalisi pada Pilgub Bali mendatang.
"Kami coba berkomunikasi dengan semua. Termasuk dengan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Bali Mandara (KBM) pada Pilgub 2013 lalu, kami juga berkomunikasi. Intinya, kalau memang punya visi dan misi yang sama, peluang untuk berkoalisi pasti ada," urai mantan Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Disinggung tentang skema koalisi Partai Demokrat dengan Partai Gerindra, Sukarta tidak menepisnya. Bahkan ia mengakui, jika sudah ada komunikasi dengan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali Made Mudarta. Hanya saja, baik Partai Gerindra maupun Partai Demokrat sama-sama masih menjajaki koalisi dengan partai-partai lainnya.
"Semua kita jajaki dulu. Toh ini kan masih jauh juga. Selain itu, di masing-masing partai tentu punya mekanisme tersendiri. Jadi biarkan dulu mekanisme di internal masing-masing berjalan, sambil kita juga menjalin komunikasi untuk berkoalisi," pungkas Sukarta. san/ari
Komentar