Abaikan Instruksi Partai, Demokrat Siapkan Sanksi Pemecatan
Rabu, 21 Desember 2016
00:00 WITA
Buleleng
4257 Pengunjung
suaradewata.com
Buleleng, suaradewata.com - Fenomena perpecahan internal kepengurusan di sejumlah Parpol pendukung masing-masing Paslon peserta Pilkada Buleleng pun mulai mencuat. Beberapa elit partai Hanura yang menurut Sumber suaradewata.com telah mengabaikan instruksi partai dengan mendukung rival politiknya yakni paket SurYa (Sukrawan-Dharma Wijaya), kini sejumlah kader dan petinggi Demokrat Buleleng pun terancam dikenai sanksi pemecatan.
Kondisi tersebut tergambar dalam pertemuan konsolidasi ini dipimpin langsung oleh, Sekretaris DPD Demokrat Bali, Wayan Adnyana dan Ketua BP-OKK DPD Demokrat Bali, Ketut Ridet, Ketua Komisi Bapilu DPD Demokrat Bali, Gede Ngurah Wididana di Sekretariat DPC PD Buleleng, Rabu (21/12).
Terlebih dengan ketidak hadiran Ketua DPC PD Buleleng, Luh Gede Herryani, serta pertemuan konsolidasi yang hanya dihadiri oleh tiga pengurus cabang demisioner. Bahkan, sumber diinternal Demokrat menyebutkan pertemuan tersebut pun tanpa kehadiran Ketua PAC Kota PD Demokrat yang juga disebut berstatus demisioner.
Ditemui usai rapat konsolidasi di kantor Sekretariat DPC PD Buleleng, Ketua Komisi Bapilu DPD Demokrat Bali, Gede Ngurah Wididana mengatakan, seluruh kader Demokrat harus bergerak ke bawah. Hal tersebut terkait dengan instruksi tertulis Ketua Dewan Pembina DPP Demokrat yakni Susilo Bambang Yudhoyono bulan Agustus 2016 lalu.
Menurut Wididana yang akrab disapa Pak Oles mengatakan, bahwa tidak ada alasan bagi kader Demokrat untuk tidak menjalankan intruksi tertulis dari DPP Demokrat. Mantan petinggi Hanura Bali yang kini hengkang menjadi Panglima Perang Pilkada Buleleng di Partai Demokrat untuk mendukung paket SurYa pun menegaskan Komang Nova Sewi Putra selaku kordinator Tim Pemenangan Pilkada Buleleng dari Partai Demokrat.
Ironisnya, Ketua DPC PD Demokrat Buleleng yang akrab disapa Luh De pun tak hadir dalam pertemuan konsolidasi tersebut. Kondisi layaknya perang dingin di internal Demokrat Buleleng pun sebelumnya sempat memanas dalam pertemuan yang digelar sebelumnya.
Protes keras dan sikap deadlock pun dilakukan beberapa elit partai Demokrat Buleleng yang tidak puas dengan sikap "mbalelo" Luh De dalam mendukung paket SurYa. Ketiga elit Demokrat Buleleng tersebut antara lain Elias Ello, Wayan Sumadra, dan Ketut Minten. Yang ketiganya telah sejak instruksi DPP turun, sudah bergerak dalam memperkuat kegiatan paket SurYa saat pengumpulan dukungan dan verifikasi yang dilakukan.
Pernyataan keras pun muncul dari Ketua OKK DPD Demokrat Bali, Ketut Ridet, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut. Menurutnya, instruksi DPP yang ditandatangani langsung oleh SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) itu dengan tegas mengatakan kepada seluruh kader PD untuk memberikan dukungan terhadap paket SurYa.
"Kalau ada yang mbalelo atau membelot akan diberikan sanksi sesuai aturan partai. Itu nggak boleh kalo kader partai lebih-lebih Ketua Fraksi (Mbalelo atau membelot mendukung lawan politik paket SurYa). Apalagi pimpinan (Ketua DPC Demokrat Buleleng), sanksinya tegas," pungkas Ridet menegaskan.
Luh De yang beberapa waktu lalu menuntaskan pembangunan ulang kantor sekertariat DPC Demokrat Buleleng pun belum berhasil dikonfirmasi. Dugaan memberikan dukungan kepada paket PASS (Putu Agus Suradnyana - Nyoman Sutjidra) pun belakangan menjadi isu liar diinternal Demokrat dan menimbulkan konflik internal dalam memberikan dukungan kepada paket SurYa.
Wakil Ketua DPC Demokrat Buleleng, Nyoman Sarjana, yang dikonfirmasi ditempat yang sama membenarkan ketidakhadiran Luh De selaku Ketua. Ia pun mengaku pertemuan tersebut memang tidak terencana dan bersifat dadakan.
"Ibu Ketua (Luh De) sudah mengetahui ada pertemuan hari ini. Tapi ada upacara adat dirumahnya karena lagi melaspas sanggah (Upacara pembersihan tempat sembahyang) dirumahnya di Denpasar. Tapi hasilnya nanti kan bisa dikordinasikan," ungkap Sarjana.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Partai Demokrat meletakan dukungannya terhadap calon independent paket SurYa. Sebelum meletakan dukungan, Luh De pun sempat menghadiri pertemuan deklarasi Koalisi Bali Mandara (KBM) untuk Pilkada Buleleng yang diprakarsai Nyoman Sugawa Kori yang tak lain adalah Sekertaris DPD I Golkar Bali. Deklarasi dalam rangka mengusung Ketut Rochineng pun kandas seiring Gerindra dan Hanura meletakan dukungan kepada paket PASS.
Suaradewata.com pun sebelumnya memberitakan terkait konflik surat dukungan DPP Demokrat yang tidak disosialisasikan Luh De kepada kader partai besutan SBY di Buleleng itu. Beberapa elit Demokrat Buleleng pun sempat bergejolak terkait instruksi yang diduga sengaja disembunyikan dari kader. adi/ari
Komentar