Rumah Warga Nyaris Ludes, Korban Derita Luka Bakar
Minggu, 14 Agustus 2016
00:00 WITA
Buleleng
3581 Pengunjung
suaradewata
Buleleng, suaradewata.com - Sebuah rumah yang dihuni Gusti Ngurah Swastika alias Gusti Abian, warga Banjar Dinas Dangin Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, nyaris ludes dilahap dijago merah. Kejadian berlangsung sekitar pukul 00.30 Wita, Senin (15/8).
Korban menderita luka bakar pada bagian punggung bawah leher dan dilarikan ke rumah sakit pasca kebakaran berlangsung oleh warga setempat, Gusti Nyoman Suardana alias Jen. Ironisnya, Swastika yang hidup sebatang kara ini belakangan diketahui tidak memiliki jaminan kesehatan apapun.
Swastika ketika dibawa ke rumah sakit pun tidak menggunakan baju karena tak sehelai pakaiannya yang tersisa akibat peristiwa kebakaran tersebut.
"Apa lagi yang mau dibawa, semua habis terbakar dan tidak satu lembar pakaian pun yang tersisa," ujar Swastika yang tampak pasrah sebelum diselamatkan dan dilarikan ke rumah sakit oleh Suardana.
Menurut keterangan Abian saat dikonfirmasi suaradewata.com pasca kebakaran, dirinya tidak sadar api membesar pada bagian plafon dan atap rumah. Sebab, ketika itu dirinya sedang tertidur dalam posisi tertelungkup serta nyenyak.
Lelaki yang kesehariannya bekerja serabutan tersebut baru tersadar setelah merasakan panas pada bagian punggungnya. Alhasil, ia yang ternyata kejatuhan kayu plafon rumah di kamarnya yang dalam kondisi terbakar pun akhirnya sontak melompat dari tempat tidur.
Bersyukur Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemerintah Kabupaten Buleleng bergerak cepat. Dalam waktu tak lebih dari 15 menit sudah tiba dilokasi kebakaran dan berhasil memadamkan api sehingga tak sempat menyebar ke seluruh bangunan bagian bawah serta sebelah timur rumahnya.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 01.00 Wita oleh 2 unit Damkar yang diluncurkan ke lokasi kebakaran rumah warga. Berdasarkan pantauan suaradewata.com di tempat kejadian, 2 unit Damkar cukup kesulitan menggerakan unit kendaraan truk damkarnya.
Walau rumah tepat berada di pinggir jalan utama penghubung antara Desa Panji dan Desa Sambangan, namun sulit bermanuver mengambil air di sungai yang terletak sekitar 200 meter sebelah barat lokasi kebakaran rumah warga.
Tim pemadam yang dengan sigap pun akhirnya terpaksa mentransfer air dari truk damkar bagian belakang ke truk didepannya yang mengalirkan air untuk memadamkan api. Sehingga, aksi cepat tim Damkar Pemkab Buleleng pun akhirnya mampu mencegah kebakaran meluas.
"Syukur cepat padam, sebab tepat disebelah rumah yang terbakar ada warung penjual bensin serta gas LPG (Bersubsidi). Bangunan antar rumah cuma terpisah oleh tembok masing-masing yang berhimpitan (Dengan warung)," ujar Gusti Nyoman Kerende (77) yang tinggal bersebelahan di selatan rumah terbakar itu.
Menurut penuturan Kerende, ia yang sempat turut berusaha memadamkan api mengaku baru mengetahui ada api membesar ketika listrik dirumahnya padam.
Pasalnya, listrik dirumah milik Swastika ternyata berasal dari rumah milik Krende alias nyantol. Selain tak memiliki jaminan kesehatan apapun, keseharian Swastika yang diketahui kerja bertukang pun tak memiliki listrik di bangunan sederhana yang ditempatinya.
"Api kemungkinan besar akibat konsleting listrik. Sebab kayu bakar untuk memasak yang ada di dalam rumah pun masih utuh termasuk sebuah panci bekas menanak nasi. Dia (Swastika) memang memasak pakai kayu bakar saja," kata Krende sambil menunjuk sebuah tumpukan kayu bakar kering dekat tungku yang berada di pojok dalam rumah samping pintu keluar.
Terkait perawatan kesehatan pasca dibawa kerumah sakit dan kondisi warga miskin di Banjar Dinas Dangin Pura yang tak memiliki jaminan kesehatan apapun, Kepala Desa Panji, Made Sutama, belum berhasil di konfirmasi. adi/ari
Komentar