Buta Sejak Lahir, Bayi Ini Kondisinya Menyedihkan
Minggu, 31 Juli 2016
00:00 WITA
Karangasem
9420 Pengunjung
suaradewata
Amlapura, suaradewata.com - Bayi berusia sembilan bulan di Karangasem, nyaris mengalami kebutaan secara permanen dan ironisnya itu dialami bayi malang dari pasangan Wayan Suparta (31) dan Ni Wayan Sariasih (21) yang diberi nama Ni Wayan Sari Astiti ini nyaris tidak pernah mendapat perhatian atau penanganan dari Pemkab Karangasem.
Dari penelusuran yang dilakukan Minggu (31/07/2016) kondisi bayi malang tersebut cukup memilukan, dimana hampir seluruh bola matanya terselimuti selaput putih, selain itu bayi ini juga mengalami cacat pada kedua tangan dan kakinya. Dan cacat tersebut menyebabkan bayi asal Dusun Batumadeg, Desa Tirta, Kecamatan Abang, Karangasem, ini kesulitan untuk menggerakan organ tubuhnya sehingga praktis bayi tersebut hanya bisa ngesot untuk berpindah ketempat lain.
Ni Wayan Sariasih, ibu bayi malang tersebut kepada wartawan mengatakan, kebutaan yang dialami anaknya itu terjadi sejak lahir, namun cacat pada kedua tangan dan kaki itu baru diketahui ketika anaknya itu berusia tiga bulan. “Kata dokter anak saya disuruh cangkok mata, karena biayanya besar dan kami tidak punya uang ya terpaksa saya rawat sendiri dirumah,” ungkap Sariasih.
Dalam perkembangannya, bayi yang lahir di RSUD Karangasem sembilan tahun lalu itu, kondisinya semakin menyedihkan. Jika tidak segera ditangani secara baik, maka tidak menutup kemungkinan bayi tersebut akan mengalami kebutaan permanen. “Kalau melihat anak saya ini masih bisa, cuman terganggu dan responnya agak lama!” kata Sariasih, sembari memberikan anaknya sebuah benda, dan direspon oleh anaknya dengan berusaha mengambil benda tadi meski bersusah payah memegangnya dengan tagannya yang cacat.
Secara naluri, anaknya itu kata dia juga suka bercanda dengan kakak kandungnya bahkan sudah bisa memanggil bapak dan memek, kalau pas mendengar suara ibu atau bapaknya. Sebenarnya Sariasih mengaku tidak tega melihat kondisi anaknya dan besar keinginannya untuk membawa anaknya itu berobat kemanapun, tapi sayang tak ada sepeserpun uang yang bisa dia gunakan untuk biaya pengobatan. “Jangankan untuk berobat, untuk makan setiap harinyan saja kami hanya bisa memasak gaplek,” sebutnya.
Sariasih berharap ada orang yang mau membantu pengobatan anaknya, sebab sampai saat ini tak ada bantuan apapun yang dia terima dari Pemkab Karangasem atau Pemprov Bali, padahal keluarga ini tergolong sangat miskin yang tinggal digubuk tak layak huni. nov/ari
Komentar