Derita Epilepsi, Pemancing Tewas Tenggelam Di Bendungan
Minggu, 26 Juni 2016
00:00 WITA
Bangli
3748 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Nasib naas dialami Kadek Sudarma alias Agler, warga desa Langgahan, Kintamani, Bangli. Diduga karena penyakit epilepsinya kambuh, pemuda ini justru ditemukan telah tewas tenggelam dibendungan Tukad Saren, Desa Langgahan, Kintamani saat mancing. Kasus penemuan mayat ini, dilaporkan ke polisi Minggu (26/06/2016), sekitar pukul 10.11 wita.
Sesuai informasi yang dihimpun di Mapolres Bangli, kronologis kejadian bermula pada hari Sabtu (25/06/2016), korban meninggalkan rumah sekitar pukul 08.00 wita untuk pergi memancing. Namun hingga malam hari, korban tidak kunjung pulang. Akibatnya, keluarga korban yang resah bersama warga berupaya melakukan pencarian di wilayah desa setempat. Karena kondisi yang gelap, pencarian tersebut tidak membuah hasil. Hingga akhirnya, pencarian kembali dilakukan keesokan harinya hingga ke bendungan.
Betapa terkejutnya, warga melihat korban sudah dalam kondisi tewas mengambang di bendungan tersebut. Dari hasil pemeriksaan polisi bersama tim medis yang turun ke TKP, diketahui korban diduga meninggal setelah penyakit ayan atau epilepsinya kambuh sehingga jatuh ke air.
Kasat Reskrim Polres Bangli, AKP. Yana Jaya Widya didampingi KBO Reskrim Iptu. Ketut Purnawan saat dikonfirmasi membenarkan kasus tersebut. Disampaikan, dari TKP polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu buah pancing warna hitam, sepasang sandal milik korban, dua ekor ikan hasil tangkapan. “Dari hasil pemeriksaan, tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. Hanya ditemukan luka kecil pada jari kaki sebelah kiri. Kemungkinan karena tergigit ikan,” ungkapnya.
Disampaikan, tindak lanjut dari kasus tersebut, keluarga korban menolak dilakukan otopsi karena menyakini korban meninggal dunia akibat penyakit ayan-nya kambuh saat mancing sehingga terjatuh ke air bendungan dan meninggal. “Dari keterangan warga dan keluarga, korban selama ini mengidap penyakit ayan atau epilepsi. Untuk kepentingan penyelidikan rencananya jenazah korban di otopsi, tapi pihak keluarga menolak dan menganggapnya sebagai musibah,” pungkasnya. ard
Komentar