Semangat Harkitnas, 3 Komponen Masyarakat Bali Pasang Baliho Tolak Reklamasi
Sabtu, 21 Mei 2016
00:00 WITA
Nasional
4898 Pengunjung
Bali, suaradewata.com – Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke 108 yang jatuh pada 20 Mei 2016, tiga komponen masyarakat Bali di Denpasar dan Gianyar menggelar aksi dengan pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa sejak Jumat (20/5).
Tiga komponen masyarakat tersebut yakni dari Banjar Alangkajeng Denpasar, Desa Adat Renon dan Semeton Pasek Sukawati Gianyar. Berdasarkan pantauan suaradewata.com, Banjar Alangkajeng memasang baliho dengan ukuran 3 x 4,5 meter beserta bendera berukuran 4x3 meter yang dipasang pada pukul 17.00.
Kelian Banjar Alangkajeng, Anak Agung Putu Sugiartha, ketika dikonfirmasi, Sabtu (21/5), mengatakan pemasangan tersebut bukan hanya sekedar ikut-ikutan semata. Menurutnya, pemasangan baliho penolakan tersebut murni dari hati nurani masyarakat di Banjar Alangkajeng untuk menjaga lingkungan.
Hal yang sama pun dilakukan oleh Desa Pekraman Renon, Denpasar. Segenap masyarakat turut serta memasang baliho yang bertulisan “Tolak Reklamasi Berkedok Revitalisasi Teluk Benoa” lengkap dengan logo ForBALI.
“Baliho Tolak rekalamis berkedok revitalisasi teluk benoa bukan hanya dipasang di satu titik saja. Ada empat banjar dan dipasang serentak atas arahan Bendesa Adat,” Kata Eka selaku pemuda Renon.
Bertolak ke bagian timur Kota Denpasar tepatnya di depan Griya Agung Banjar Babakan Sukawati, Gianyar, pemasangan baliho berukuran 4x6 meter pun turut dilakukan oleh komponen Pasemetonan Pasek Sukawati.
“Teluk Benoa itu kawasan suci sehingga jangan ada yang berani mengutak-atik. Maka dari itu, kawasan suci wajib dijaga dari apapun,” kata Ida Pandita Empu Siwa Budha Daksa Dharmita selaku pengelingsir warga pasek di Sukawati,
Pemasangan baliho ini juga sebagai bentuk untuk menegaskan dan menyosialisasikan hasil keputusan PHDI pusat tentang Kawasan Suci Teluk Benoa. Sehingga, nantinya diharap tidak ada lagi umat Hindu khususnya masyarakat di Bali yang bingung. Terlebih, lanjutnya, ada beberapa pihak yang ingin membuat keputusan tandingan dengan bergerilya mencari tanda tangan para Pandita.
Ida Pandita Empu Siwa Budha Daksa Dharmita meminta gerakan ini dapat diikuti oleh perkumpulan warga lainnya yang ada di Bali.
“Semoga saja, setelah warga pasek di Sukawati, ada warga lainnya juga seperti warga Pande dan sebagainya untuk turut serta dalam barisan masyarakat,” katanya.
Tidak hanya mendirikan baliho, pada pukul 24.00, juga diadakan malam renungan suci dan doa bersama beberapa Pandita, pemangku dan warga memohon supaya semesta memberkati perjuangan rakyat Bali dalam menolak reklamasi Teluk Benoa.adi
Komentar