PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Megawati Ajak Perempuan Berani Dobrak Tradisi

Kamis, 21 April 2016

00:00 WITA

Denpasar

3771 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Denpasarsuaradewata.com - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, mengajak seluruh perempuan Indonesia, khususnya yang bergabung di PDIP, untuk berani mendobrak tradisi yang cenderung melemahkan posisi perempuan. Untuk bisa melakukan hal tersebut, ia mengajak kaum perempuan untuk belajar dari perjuangan RA Kartini.

Menurut dia, di masa-masa yang sulit di era perjuangan, dengan keberaniannya Kartini mampu mendobrak tradisi yang mengungkung kaumnya. "Kalau Kartini saja bisa menjebol tradisi bangsawan di masa itu, kenapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama saat ini?" kata Megawati, saat menyampaikan pidato pada peringatan Hari Kartini di Kantor DPD PDIP Bali, Kamis (21/4).

Ia menambahkan, dalam perjuangannya dulu, Kartini tak sebatas melakukan pendobrakan. Namun dengan kecerdasannya, Kartini sukses mengorganisir sebuah gerakan, dan hasilnya berbuah manis. "Hal serupa juga dilakukan oleh Bung Karno dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia," ucapnya.

"Jadi kuncinya pada kemerlangan gagasan. Lalu itu diikuti dengan mengorganisir gerakan. Saya yakin, kalau semua ibu bergerak, hasilnya akan sangat luar biasa," imbuh Megawati.

Putri Bung Karno itu kemudian menyontohkan perjuangannya saat menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ketika itu, dirinya diwajibkan untuk mengenakan pakaian nasional berupa kebaya dan berbagai kelengkapannya.

"Lalu saya minta Gus Dur, untuk bisa merubah hal itu. Tetapi Gus Dur bilang, silahkan saja diubah. Akhirnya saya ubah semuanya. Dan ternyata itu disambut baik para pejabat negara. Karena biasanya mereka ribet ke salon untuk mengurus para istri, tetapi akhirnya bisa lebih santai," paparnya.

Ia pun mengajak seluruh perempuan di daerah, agar juga mau mendobrak tradisi yang tak menguntungkan kaum perempuan. Salah satunya terkait kemiskinan. Megawati berpandangan, memerangi kemiskinan adalah salah satu kewajiban kaum perempuan, yakni dengan memberi pendidikan yang baik kepada anak.

Apalagi, imbuhnya, dalam setiap kunjungan ke daerah, dirinya sering bertanya kepada para orangtua yang memiliki anak perempuan dan laki-laki. Secara umum, mereka mengaku bahwa tingkat kepintaran anak perempuan lebih baik dibandingkan anak laki-laki.

"Tetapi saat ditanya kemungkinan yang disekolahkan tinggi, jawabannya anak laki-laki. Sedih saya. Itu sangat kolot. Tidak bisa begitu lagi ke depan. Kalau ada yang begitu, jangan gabung dengan PDIP. Itu bukan artinya saya gak cinta anak laki-laki, tapi harus equal," pungkas Megawati.san


Komentar

Berita Terbaru

\