Sumardhana Terdepak, Rekomendasi DPP Hanura Buleleng Ke Wiarsana
Kamis, 14 April 2016
00:00 WITA
Buleleng
3809 Pengunjung
ist
Buleleng, suaradewata.com – Dukungan Ketua DPC partai Hanura Buleleng, Ketut Sumardhana, terhadap calon kandidat Incumbent dari PDIP akhirnya menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Pasalnya, rekomendasi sebagai Ketua di periode kepengurusan baru ternyata kandas setelah DPP Hanura Buleleng menjatuhkan rekomendasi tersebut kepada Ketut Wiarsana yang kini aktif di posisi Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Buleleng.
“Itu mandat DPP dan saya tidak bisa merubah. Akan disampaikan langsung pada saat Musyawarah Cabang (Muscab) DPC Hanura Buleleng yang direncanakan tanggal 30 April 2016,” ungkap Wiarsana dari balik telepon selulernya, Kamis (14/4).
Disinggung mengenai dukungan terhadap calon kandidat PASS, Wiarsana mengaku ada mekanisme partai yang tetap harus dilewati. Dimana, lanjutnya, keputusan tentu berada di tangan kepengurusan pusat dengan nama-nama yang dibawa dari hasil seleksi DPC Hanura Buleleng.
Bantahan dukungan terhadap PASS pun tersirat dari ungkapan Wiarsana yang mengaku Hanura tetap mengacu pada aturan internal di organisasi politik besutan Jendral Wiranto itu.
Menurutnya, Hanura telah membuka pendaftaran bagi calon kandidat yang berminat untuk di usung dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Buleleng 2017 nanti.
“Buleleng butuh sosok figur pemimpin yang konsisten menjalankan programnya ke depan. Masyarakat sudah cerdas dan kami pun tentu harus betul-betul selektif untuk menentukan dukungan kepada figur yang tepat. Bukan kepada pemimpin yang tidak pernah relevan dengan janji waktu kampanye,” papar Wiarsana.
Penjaringan figur calon kandidat tersebut pun dilaksanakan DPC Hanura Buleleng dari tanggal 30 Maret hingga 18 Mei 2016. Dan selain itu, Wiarsana kepada suaradewata.com mengaku telah melakukan komunikasi politik dengan beberapa nama yang belakangan muncul sebagai figur pemimpin Buleleng baik Bupati maupun Wakil Bupati.
Terkait dengan nama yang disodorkan seperti Dewa Nyoman Sukrawan, Jero Nyoman Rai Yusa, paket PASS, dan termasuk kader Hanura sendiri yakni Kadek Doni Riana yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPC Hanura Buleleng, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Buleleng ini mengaku sebagian telah diajak berkomunikasi politik Pilkada 2017.
“Tidak semua, tapi komunikasi dengan beberapa nama itu sudah ada. Tapi sekedar komunikasi politik dan itu saya pikir wajar. Dan untuk nama siapa yang diusung, tentu saya harus kembali kepada keputusan DPP Hanura dan tidak berani melangkahi itu,” kata Wiarsana.
Kondisi terdepaknya Ketut Sumardhana dari rekomendasi DPP sebagai Ketua DPC Hanura Buleleng membuat suhu politik sedikit memanas. Pasalnya, gerbong pendukung Sumardhana yang telah mengarahkan dukungan ke PASS pun tidak mungkin ditampik sebagai sebuah masalah diinternal Hanura Buleleng.
Pasalnya, dengan Sumardhana yang sempat pasang badan untuk dijadikan sebagai Ketua DPC Hanura Buleleng periode baru dan dukungan yang dinyatakan terhadap PASS, tentu menjadi dinamika suara yang bisa mengganggu eksistensi dukungan Hanura Buleleng.
Menyikapi dinamika tersebut, Wakil Ketua DPC Hanura Buleleng, Kadek Doni Riana, menegaskan kekisruhan Hanura tidak akan terjadi. Menurutnya, ragam perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi politik merupakan sebuah fenomena yang sangat wajar terjadi.
Namun, lanjutnya, kondisi perbedaan tersebut tentu menjadi sebuah barometer politik untuk kepengurusan Hanura Buleleng dalam membesarkan partainya di Bali Utara. Terkait dengan keputusan partai untuk mendukung figur siapa yang nantinya menjadi kandidat Bupati maupun Wakil Bupati dari Hanura, Pengacara yang berkantor di Jalan Ahmad Yani Singaraja ini pun mengaku tidak mau berspekulasi terlalu jauh.
Hal tersebut senada dengan pernyataan Wiarsana selaku pemimpin baru DPC Hanura Buleleng yang menegaskan tentang mekanisme serta kewenangan ada pada struktur DPP Hanura.
“Siapa pun yang didukung Hanura itu merupakan murni keputusan partai dan harus diterima seluruh kader partainya. Tapi kami pun tidak menutup kemungkinan melihat elektabilitas calon kandidat yang belakangan ini muncul ke permukaan. Saya pun sudah membuat akun follower untuk melihat elektabilitas calon di tingkat pemilih,” pungkas Doni. adi
Komentar