Gawat!!! Tabanan Darurat Demam Berdarah?
Minggu, 06 Maret 2016
00:00 WITA
Tabanan
7027 Pengunjung
Tabanan, suaradewata.com– Penyakit Demam Berdarah (DB) benar-benar menghantui warga Tabanan. Semakin hari semakin banyak saja warga Tabanan yang bertumbangan dan harus dirawat di RS karena DB. Disisi lain Pemerintah dinilai tenang-tenang saja dan belum menyatakan sebagai sebuah KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan alasan belum memenuhi aturan untuk menyatakan KLB. Disisi lain di BRSUD Tabanan, pasien DB membludak, bahkan ada yang berhari-hari tidak mendapatkan kamar.
Kondisi tersebut membuat Ketua Komisi IV, I Made Dirga angkat bicara. Pihaknya berharap pemerintah mengambil langkah yang cepat, tepat serta berkesinambungan. “Kasihan masyarakat kita setiap hari ada saja yang masuk rumah sakit karna DB, saya sampai miris mendengar dan melihatnya,” tandas Dirga. Pihaknya juga meminta pihak-pihak terkait tidak hanya melakukan penanganan yang biasa, melainkan harus dilakuka dengan penanganan yang juga sangat luar biasa. “Ini kan sudah kejadian luar biasa, kami mendorong pemerintah melakukan penanganan yang luar biasa juga, kalau tidak akan semakin banyak korban berjatuhan, apakah kita ingin melihat ada korban jiwa dulu baru kita bertindak, kan nggak ya,?,” ucapnya.
Menurut Dirga sudah saatnya pemerintah menyatakan hal ini sebagai sebua kejadian yang luar biasa, karena memang faktanya di lapangan puluhan warga kita setiap harinya bertumbangan dan masuk rumah sakit akibat DB ini. “Sebagai wakil rakyat kami miris melihat hal ini, setiap hari ada saja masyarakat yang masuk rumah sakit,” ucapnya. Pihaknya juga menyarankan pemkab segera melakukan rapat darurat dengan SKPD terkait sehingga penanganannya bisa secara cepat, tepat dan berkesinambungan. “Jangan tunggu sampai ada korban jiwa dulu, baru kita bertindak, ini harus segera ditanangani,” tandas Dirga.
Semntara Pemkab Tabanan melalui Dinas Kesehatan, mengakui adanya peningkatan drastis pasien DB beberapa bulan terakhir. “Memang kita akui tiba bulan terakhir dari Januari, Pebruari hingga Maret ini pasien DB meningkat tajam, dan hal itu sama seperti sebelumnya bahkan biasanya puncaknya pada bulan Mei mendatang,” ucap Kadis Kesehatan Dr. Nyoman Suratmika. Meski demikian pihaknya menyatakan peningkatan tersebut belum memenuhi aturan untuk menyatakan suatu penyakit masuk dalam KLB. “Kalau hitung-hitungan kita memang ada meningkatan sekitar 130 persen, sedangkan aturan menyatakan KLB itu kalau terjadi peningkatan kasus sampai 200 persen, atau sebelumnya dari tidak ada menjadi ada, atau sudah memakan korban jiwa,” ucapnya. Disinggung soal korban asal Kediri, Tabanan,?. Suratmika menyatakan memang yang bersangkutan awalnya kena DB dan masuk rumah sakit, namun dalam perawatan yang bersangkutan sudah sembuh dan dipulangkan, beberapa waktu kemudian masuk RS lagi dan meningal. “Dari penelusuran tim kita yang bersangkutan bukan meninggal karena DB, memang dia sebelumnya kena DB, namun sudah sembuh diduga meninggal karena komplikasi disamping karena sudah usia,” bebernya.
Meski belum menyatakan KLB, menurut Suratmika sesuai surat edaran bupati pihaknya sudah memerintahkan melakukan PSN secara serentak dikecamatan-kecamatan dan berkelanjutan. Bahkan kata dia fogging kini telah dilakukan dua kali yakni pagi dan sore hari. “Kita tidak bisa semena-mena menyatakan sebuah kasus itu sebagai KLB, karena banyak ikutannya mulai dari pendanaan, dan pasien harus gratis dan ikutan lainnya,” ungkap Suratmika. Meski tidak dinyatakan KLB namun pihaknya telah melakukan penanganan yang menyerupai KLB. “Secara aturan memang belum KLB, namun penanganan yang kita lakukan sudah menyerupai KLB, mulai dari penyuluhan, PSN, Fogging dan lain sebagainya,” ucap Suratmika.
Dipihak lain Direktur BRSUD Tabanan, dr. I Nyoman Susila, M.Kes menegaskan jumlah pasien yang masuk ke BRSUD Tabanan karena DB memang meningkat tajam. Dari data rumah sakit jumlah kasu DB pada bulan Januari 216 sebanyak 263 pasien, untuk bulan Pebruari 2016 mencapai 306 pasien. “Sedangkan untuk bulan Maret sampai Sabtu,(05/03/2016) tercatat sudah masuk 100 pasien,” ucap Susila. Guna mengantisipasi membludaknya pasien di BRSUD Tabanan tesebut dengan melakukan penambahan tempat tidur cadangan. “Untuk mengantisipasi membludaknya pasien kita sudah lakukan penambahan tempat tidur cadangan sebanyak 36 buah dan 4 buah tempat tidur cadangan kita tempatkan di selasar ruangan, intinya setiap pasien yang membutuhkan rawat inap kita layani,” beber dr. Susila. ina
Komentar