PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Saluran Irigasi Jebol, Belasan Hektar Sawah Terancam

Selasa, 01 Maret 2016

00:00 WITA

Buleleng

4658 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Bencana akibat hujan deras yang melanda wilayah Bangli sejak beberapa hari terakhir terus berlanjut. Bahkan, saluran irigasi di subak Tanggahan Talangjiwa Desa Demulih, Susut juga kena imbasnya. Pasalnya, saluran irigasi untuk mengairi belasan hektar sawah tersebut kembali ambrol. Dampaknya, para petani setempat hanya bisa pasrah tak berdaya akibat tidak bisa lagi melakukan olah tanah sebelum ada perbaikan.     
 
Sesuai pantauan dilokasi, Selasa (1/3), saluran irigasi yang jebol berada di Selatan perbatasan antara Dusun Tanggahan Talangjiwa dengan Tanggahan Tengah. Panjang jebol sekitar 2 meter dan menyebabkan aliran air terputus. Kondisi inilah yang menyebabkan hektaran sawah yang selama ini mengandalkan saluran irigasi tersebut kembali terancam. Sebab, menurut I Ketut Suparta salah seoarang petani setempat, jebolnya tanggul ini sudah yang kesekian kalinya.
 
Ceritakan, saluran irigasi ini jebol pertama kali pada bulan Desember tahun 2015 lalu. Untuk menyiasatinya, petani sempat membuat tanggul darurat dari seng yang dipatok dengan bambu. “Hanya saja, karena hujan deras kembali ambrol menyebabkan aliran air ke sawah putus,” ungkapnya.
 
Karena itu, pihaknya hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah segera melakukan perbaikan agar kehidupan petani bisa kembali berjalan normal. Hal yang sama juga disampaikan Kelian Subak Tanggahan Talangjiwa I Wayan Cutet. Pasca jebolnya saluran irigasi tersebut, pihaknya telah menyampaikan ke Dinas PU. Rencananya, bulan april mendatang akan segera diperbaiki.
 
Sementara itu, Kepala UPTD Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan (P3) Bangli Kecamatan Susut I Wayan Arimbawa mengakui jebolnya saluran irigasi menyebabkan 18 hektar sawah tak teraliri air. Meski demikian, diakui, sejumlah petani masih bisa mengolah lahannya dengan mengandalkan air hujan. ard


Komentar

Berita Terbaru

\