PDAM Terus Merugi, Dewan Tekankan Jangan Sampai Ada Mafia Air
Rabu, 24 Februari 2016
00:00 WITA
Buleleng
4810 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, Suaradewata.com– Kalangan DPRD Bangli belakangan menyoroti kinerja PDAM Bangli yang selama ini terus merugi. Bahkan beberapa kali harus ‘disusui’ oleh pemerindah daerah. Lebih parah lagi, PDAM Bangli sampai kini harus menanggung hutang mencapai Rp 10,215 miliar kepada pada bank dunia. Karena itu ditekankan, jangan sampai ada mafia air yang menyebabkan perusahaan tersebut selalu mengaku rugi. Sebab, jika dicermati secara sederhana perusahaan tersebut mestinya bisa mendapatkan untung besar karena sebagai penyalur dan penjual air bersih yang didapat secara gratis dari sejumlah sumber mata air. Untuk itu, kalangan DPRD Bangli meminta adanya akuntan publik untuk melakukan pengawasan neraca keuangan yang selalu dijadikan tameng pembenar.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Bangli, I Komang Carles saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (24/01/2016). “Akuntan publik diperlukan untuk melakukan pengawasan neraca keuangan dan mengetahui apa penyebab PDAM Bangli selalu merugi,” ungkap Komang Carles. Sebab, menurut Ketua DPC Partai Demokrat Bangli ini, untung ruginya suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan tersebut. Dan, dari neraca keuangan itu juga dapat mengetahui aliran penggunaan keuangan perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat dinilai sehat atau tidak. “Selain akan mendatangkan akuntan publik, kita di dewan juga akan lebih rutin melakukan pengawasan untuk mencegah jangan sampai ada mafia air yang justru menyebabkan PDAM terus merugi,” sebutnya.
Lebih lanjut soal rencana penyesuaian tarif, Carles menyambut positif. Hanya saja, ditekankan adanya penyesuaian tarif tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kinerja dan pelayanan yang diberikan PDAM kepada masyarakat. Salah satunya, PDAM mesti segera melakukan pencarian sumber mata air baru untuk memperluas jaringannya. “Selain penyesuaian tarif, PDAM juga harus mempunyai terobosan mencari sumber air baru untuk meningkakan pelayanan dan menambah jaringan hingga ke pelosok desa sehingga pengguna air bertambah dan tentunya nantinya bisa meningkatkan pendapatan serta PAD,” tambahnya.
Secara terpisah Direktur PDAM Bangli I Wayan Gede Juliawan Askara menyampaikan salah satu penyebab kerugian PDAM adalah beban hutang dari Bank dunia sebesar Rp 10,215 Milyar yang menumpuk sejak tahun 1994. Karena itu, pihaknya kini sedang fokus untuk mengurus pemutihan terhadap hutang tersebut. “Untuk pemutihan hutang dari bank dunia, kini masih dalam proses,” jelasnya. Selain persoalan hutang, kerugian juga disebabkan besarnya biaya operasional akibat banyaknya saluran pipa besar yang kondisinya sudah tua dan rawan bocor serta biaya pegawai yang tinggi. “Orang awam sih biasa menilai, PDAM hanya ngambil air saja, kok bisa rugi. Tapi dibalik itu, untuk ngambil air kan perlu jasa dan biaya operasional yang dikeluarkan sangat tinggi. Dan kenyataannya, memang sampai saat ini PDAM Bangli masih merugi,” jelasnya.
Meski demikian, diakui, kerugian yang diderita PDAM Bangli saat ini sudah mengalami penurunan. Dari awalnya, merugi hingga miliaran rupiah setiap tahunnya. Kini sudah mencapai ratusan juta saja. “Untuk tahun 2015, masih rugi sekitar dua ratusan juta, karena hutang bank dunia sudah rencana dihapuskan,” sebutnya. Bahkan pihaknya optimis, kerugian itu sudah tidak ada lagi dalam setahun hingga dua tahun kedepan. “Dengan adanya penyesuaian tarif tahun 2016, untuk tahun 2017 PDAM nantinya sudah bisa surplus,” janjinya. (ard)
Komentar