Hanya Empat Anggota DPRD Bali Jalani Tes Urine

  • 10 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2749 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Badan Narkotika Provinsi (BNP) Bali bertandang ke Gedung DPRD Bali di kawasan Renon, Denpasar, Senin (9/11). Kehadiran lembaga ini dalam rangka melakukan tes urine bagi anggota DPRD Bali serta para pegawai yang bertugas di Sekretariat DPRD Bali.

Ironisnya, hanya ada empat (4) dari total 55 anggota DPRD Bali yang mengikuti tes urine pada kesempatan tersebut. Adapun keempat wakil rakyat yang dites urinenya masing-masing Ketua Fraksi Partai Gerindra Nyoman Suyasa, anggota Fraksi PDIP AA Ngurah Adhi Ardana, anggota Fraksi Partai Demokrat Gusti Putu Widjera serta anggota Fraksi Panca Bayu I Nyoman Tirtawan.

Selain keempat anggota dewan, tercatat sebanyak 161 pegawai di Sekretariat DPRD Bali yang dites urinenya oleh BNP Bali. Tes urine bagi pegawai serta anggota DPRD Bali ini dilakukan lantaran ada pemberitahuan berupa laporan yang diterima BNP Bali. Selain itu, BPN juga sudah melakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah yang dijadikan tempat peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang dengan berbagai jenisnya.

Seperti disaksikan, tim BNP Bali yang datang melakukan tes urine pada kesempatan tersebut melibatkan delapan orang dan dikoordinir oleh Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan BNP Bali Ketut Lisdiani. Adapun tes yang dilakukan menggunakan cara rapid test.

"Tes ini bisa dilakukan atas permintaan sekretariat (DPRD Bali) karena pegawai ada yang patut dicurigai, dan bisa dilakukan tanpa adanya permintaan. Kita dari BNP Bali bisa langsung melakukan sweeping secara mendadak dan langsung lakukan tes urine," kata Lisdiani, usai tes urine ini.

Soal hasil tes urine kali, menurut Lisdiani, pihaknya belum bisa mengumumkannya. Ini ironis, mengingat dalam rapid test hasilnya justru bisa diketahui dalam 5-10 menit setelah tes urine dilakukan. Hanya saja, BNP ternyata memiliki alasan sehingga tidak mengumumkan hasilnya.

BNP Bali, kata Lisdiani, masih perlu melakukan pendalaman terhadap pegawai maupun anggota dewan yang patut dicurigai dari hasil tes tersebut. Bahkan setelah ada hasilnya pun, BNP Bali juga akan melakukan koordinasi dengan atasan di lingkungan Sekretariat DPRD Bali untuk memanggil yang positif narkoba secara rahasia.

Dikatakan, bisa saja orang yang dicurigai menjadi pemakai dengan hasil tes tersebut, tidak akan pernah mengaku sebagai pemakai. Lebih-lebih orang tersebut adalah orang penting, sehingga setiap ditanya tidak pernah mau mengaku meskipun hasil tes sudah jelas-jelas positif.

"Kalau yang dicurigai dan hasilnya positif, dan yang bersangkutan adalah orang penting, tidak pernah mau mengaku. Tentunya BNP Bali akan melakukan tes lanjutan lewat Laboratorium Reskrim di tingkat Polres, demikian seterusnya pada tingkat yang lebih tinggi,” kata Lisdiani.

Meski belum diumumkan, hasil final secara keseluruhan dari tes ini akan disampaikan BNP Bali ke Sekretariat DPRD Bali. "Kalau seandainya ada yang positif, mengenai sanksi yang akan dikenakan kepada pegawai bersangkutan diserahkan kepada pimpinan dan keputusannya mutlak pada gubernur," ujarnya.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER