Kunjungan Wisatawan di Krisna Oleh-Oleh Blangsinga Hanya 30 Persen
Rabu, 23 Desember 2020
21:05 WITA
Gianyar
2491 Pengunjung

Istimewa
Gianyar,suaradewata.com - Pemberlakuan aturan Swab PCR maupun Antigen kepada wisatawan yang ingin masuk ke Bali di penghujung tahun 2020, sangat berdampak bagi pariwisata Bali. Lain halnya kunjungan di Krisna Oleh-Oleh yang ada pada wilayah Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh sampai saat ini kunjungan baru mencapai 30 hingga 40 persen.
Hal itu diungkapkan pemilik Krisna Oleh -Oleh, Gusti Ngurah Anom atau yang dikenal Ajik Krisna saat ditemui, Rabu (23/12). Disebutkan kunjungan saat pandemi saat ini memang sangat merosot, bahkan semenjak dibukanya pariwisata dengan penerapan protokol kesehatan perlahan obyek yang ada di Kecamatan Blahbatuh mulai merangkak.
"Sampai saat ini sudah ada beberapa yang berkunjung ke sini, rata-rata sekitar 30 persen jika di hari biasa. Sementara pada akhir minggu mencapai 40 persen. Terlebih sekarang ada lagi aturan baru untuk liburan Nataru membuat kunjungan tetap bertahan di 40 persen," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ajik Krisna juga mengatakan jika tidak ada aturan baru terkait wajib tes swab bagi yang berlibur ke Bali pada bulan ini ia memperkirakan kunjungan yang ada di atas 50 persen. Meski demikian, dirinya lebih mengutamakan imbauan dari pemerintah dan lebih memperhatikan kesehatan dari pada melihat kunjungan yang membludak namun dampaknya pada kesehatan tidak menjamin.
"Meski ada aturan baru itu wisatawan tetap ada ke sini dari luar Bali, rata-rata mereka dengan menempuh jalur darat. Saya sangat setuju dengan aturan dan imbauan dari pemerintah, sebab kesehatan sangatlah penting," paparnya.
Ajik Krisna menambahkan menjelang libur Nataru ini obyek wisata yang ada di sana kerap disidak terkait penerapan protokol kesehatan. Mulai dari penanganan wisatawan yang baru datang ke lokasi itu dengan pengukuran suhu tubuh wajib masker, mencuci tangan dengan air dan menjaga jarak.
"Ini sangat menguntungkan bagi saya sebab ada pengawasan langsung dari pemerintah. Selain ada imbauan, sidak yang mendadak membuat kami tidak mengabaikan penerapan prokes dalam menghandle tamu-tamu," tandasnya.
Meski secara umum kunjungan ke sana sangat menurun, tetapi ia yakin kedepannya bisa bangkit. Sebab di obyek wisata itu telah adanya koordinasi dengan pihak desa dinas maupun desa adat. Bahkan adanya pararem di desa adat dalam penerapan prokes bila masuk wilayah tersebut. "Saat ini memang menurun (kunjungan,Red), tetapi saya yakin Bali bisa bangkit," imbuhnya. gus/nop
Komentar