Senderan Dan Sejumlah Bangunan Pelengkap Wantilan Desa Selat Ambrol Lagi

  • 23 Januari 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3739 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Diduga akibat kondisi tanah labil dan kontruksi yang buruk, menyebabkan senderan sepanjang 39 meter dengan ketinggian 8 meter yang berlokasi di areal Pura Puseh Selat, Susut, Bangli kembali ambrol. Tragisnya, jebolnya senderan untuk kali kedua ini, menyebabkan bangunan berupa ruangan ganti dan hias serta kamar mandi sebagai pelengkap rencana pembangunan wantilan yang ada diatasnya turut ambles terseret longsoran. Akibatnya, praktis bangunan tersebut kini porak-poranda dan menyebabkan rencana pembangunan wantilan juga terganggu. 

Penyarikan  Desa Pakraman  Selat,  I Ketut Peradnya saat dikonfirmasi, Senin (23/1/2017) menuturkan awalnya senderan yang berada di areal (jaba sisi) Pura Puseh dan Bale Agung, Desa Adat Gede Selat terjadi pada tanggal 3 Januari 2017 lalu sepanjang 15 meter.  Pasca longsor tersebut, sisa senderan yang masih utuh sepanjang 24 meter, rencananya akan diperkuat dengan kontruksi yang baru. “Hanya saja, baru empat hari dikerjakan untuk memperkuat senderan yang kondisinya memang retak-retak, justru ambrol kembali,” sebutnya. 

Dipaparkan, longsor terjadi pada Minggu (22/01/2017) sekitar pukul 24.00 -00.30 wita terjadi 3 kali longsoran. “Sebelum longsor  memang tidak ada hujan,” sebutnya. Parahnya, lanjut dia, ambrolnya senderan yang dibangun tahun 2014 tersebut, kali ini menyebabkan sejumlah bangunan berupa ruangan hias dan kamar mandi sebagai pelengkap rencana pembangunan wantilan desa Pakraman Selat turut ambrol. “Panjang senderan yang sekarang jebol mencapai 24 meter, sehingga total yang jebol menjadi 39 meter dan menyebabkan bangunan diatasnya juga turut tergerus,” jelasnya. 

Hal tersebut, tak ayal menyebabkan rencana pembangunan wantilan yang sudah disiapkan DED-nya juga turut terhambat. Lebih lanjut soal penyebab longsor, kata dia, terjadi akibat banyak factor. Salah satunya, mutu pengerjaan yang diduga buruk.  “Saat pembangunan awal, kealamian tebing diganggu karena dicukur pada bagian bawah untuk pembangunan senderan tanpa dimbangi mutu yang memadai dan perencanaan yang terukur,” beber Peradnya. 

Pasca musibah tersebut, pihaknya mengaku akan mendatangkan tim tehnik sipil untuk melakukan kajian lebih lanjut guna melanjutkan rencana pembangunan wantilan tersebut. Yang pasti, diakui, ambrolnya senderan itu akan membuat beban warga bertambah berat. Pasalnya, selain harus melakukan perbaikan juga bakal dilanjutkan dengan pelaksaan upakara atas musibah itu. “Kerugiannya, kalau dihitung secara keseluruhan termasuk bangunan yang terkena dampaknya mencapai Rp 800 juta,” tegasnya. 

Untuk itu, pihaknya berharap ada bantuan dari instansi terkait untuk meringankan beban masyarakat. Sekedar diketahui, senderan  beserta bangunan yang ambrol tersebut diperkirakan senilai Rp 500 juta. Dan untuk memperkuat senderan itu, direncanakan anggarannya menelan Rp 300 jutaan. Karena itu, kerugian yang ditimbulkan ditaksir mencapai Rp. 800 juta lebih. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER