Garap Pasar Tradisional, Pemkab Klungkung Berguru ke Purbalingga

  • 11 November 2016
  • 00:00 WITA
  • Klungkung
  • Dibaca: 3216 Pengunjung
suaradewata.com

Klungkung, suaradewata.com - Demi mewujudkan mimpi dan cita citanya memiliki pasar tradisional yang bersih, nyaman dan dikelola secara modern, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengajak Diskoperindag dan UPT Pasar Klungkung belajar tata cara pengelolaan pasar ke Pemkab Purbalingga, Jateng, Jumat (11/11). Dalam kunjungan studi banding ini Bupati Suwirta yang didampingi Ny. Ayu Suwirta disambut langsung Bupati Purbalingga H Tasdi SH dan Ny. Erni Widyowati Tasdi, serta jajaran SKPD Pemkab Purbalingga di rumah dinas Bupati Purbalingga.

Dipilihnya Kabupaten Purbalingga sebagai tujuan studi banding, karena kabupaten ini memiliki sebuah pasar tradisional terbaik nasional 2014 pendukung peraih Piala Adipura yakni Pasar Segamas. Selain karena kondisinya yang bersih nyaman dan jauh dari kesan jorok, pasar ini juga dilengkapi tempat pengolahan sampah organik dan non organik.

Dalam pertemuan yang berlangsung santai itu Bupati Suwirta sampaikan mimpinya, Klungkung bisa memiliki pasar tradisional yang bersih dan tertata rapi. Pasar yang diminati semua lapisan masyarakat sehingga bisa meningkatkan ekonomi kerakyatan. Sedangkan Bupati Purbalingga H. Tasdi mengatakan pasar induk tradisional Segamas adalah salah satu penggerak utama perekonomian masyarakat Purbalingga. Pasar ini dibangun pada tahun 2008 dengan dana 22 miliar dan mulai beroperasi tahun 2009. "Pasar Segamas merupakan pasar terbesar kami dari 20 pasar yang ada di Purbalingga," ujar Bupati Tasdi.

Setelah berbincang bincang diruang pendopo Rumah Dinas, dilanjutkan dengan pantauan langsung ke pasar Segamas yang letaknya masih dijantung kota Purbalingga. Dengan diantarkan Kadisperindagkop Purbalingga Agus Winarno dan Wakil Ketua Pasar Induk Tradisional Segamas, Adi Narwanto, rombongan Bupati Suwirta berjalan menyusuri beberapa lorong pasar.

Dalam pemaparannya, Adi Narwanto mengatakan pasar yang banyak pedagangnya berjumlah 2145 orang ini pertahunnya menyumbang PAD sebesar 2,5 miliar dari retribusi dan parkir. Pasar yang buka mulai pukul 02.00 dini hari hingga 16.00 WIB ini dibangun dengan konsep tradisional-modern dan telah dipasangi kamera CCTV di 30 titik guna memudahkan pengawasan.

Pasar Segamas dilengkapi fasilitas pengolahan sampah organik dan non organik. Adi Narwanto mengatakan, pihaknya mengelola sampah organik yang dihasilkan dari limbah sampah Pasar Segamas sejak pertama kali pasar itu diresmikan. "Tujuan pengelolaan sampah organik ini yaitu untuk memanfaatkan sampah organik pasar sebagai pupuk organik," jelasnya.

Selain itu tambah dia, pengelolaan sampah organik untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah organik yang dihasilkan di Pasar Segamas. Pemanfaatan limbah atau sampah dengan daur ulang akan mengurangi volume sampah. Sampah organik yang telah diolah akan berubah menjadi pupuk cair. Pupuk cair ini kemudian dikemas dalam jerigen untuk dipasarkan. Sementara itu sampah non organik seperti plastik dilakukan pengolahan sehingga berubah menjadi bahan bakar solar.

Kepada jajarannya, Bupati Suwirta meminta agar semua ilmu yang diperoleh dalam studi banding benar benar diterapkan. Salah satu kuncinya yaitu pola manajemen partisipatif, dimana seluruh komunitas pasar utamanya para pedagang harus turut serta dalam menciptakan kondisi pasar. Baik itu kondisi keamanan, kebersihan dan ketertiban pasar. "Untuk menciptakan sebuah pasar yang baik, dibutuhkan kerjasama pengelola dan para pedadang, tidak hanya mengandalkan pemerintah saja, dengan mengajak para pedagang untuk turut serta menciptakan pasar yg bersih dan tertib sehingga mimpi mewujudkan pasar tradisional yang dikelola secara modern bisa terwujud,"ujar Bupati Suwirta.

Sehari sebelumnya Bupati Suwirta bersama rombongan juga mengunjungi Dinas Pengelolaan Pasar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang kantornya tepat berada di Pasar Beringharjo. Pasar Beringharjo terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani nomor 16, Yogyakarta, menjual berbagai jenis barang mulai dari batik, jajanan pasar, uang kuno, pakaian, makanan cepat saji, sembako hingga barang antik.

Pasar tradisional Beringhajo juga salah satu pasar yang terkenal karena proses pengelolaan manajemennya. Dimana pengelola pasar menerapkan pendekatan partisipatif kepada para pedagang. Jul/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER