Hut Bangli, Pembangunan Infrastruktur Segala Bidang Digenjot

  • 10 Mei 2015
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2622 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com –Puncak peringatan Hut Kota Bangli ke-811 berlangsung cukup semarak. Berbagai parade seni budaya dipentaskan untuk memeriahkan hari jadi Kota Bangli yang dipusatkan di Lapangan Umum Kapten Mudita, Minggu (10/05/2015). Selain itu, peringatan Hut Bangli juga dirangkai dengan peringatan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Propinsi Bali ke-25. Disela-sela peringatan Hut Bangli, Bupati Made Gianyar menyatakan hakikat ulang tahun adalah ajang introspeski, evaluasi dan mengkaji hal-hal yang sudah dilaksanakan dan yang belum dilaksanakan.  “Untuk di pemerintahan tentunya juga  ada yang dicapai dan ada juga yang belum tercapai. Yang sudah tercapai tidak perlu dibanggakan. Yang belum dicapai, mesti dikejar untuk kita dibenahi dan tingkatkan,” ungkapnya.   

Lebih lanjut, Hut Bangli disebutkan juga sebagai momentum membangun kesadaran bahwa Bangli milik bersama. “Untuk itu, mari bersama-sama kerja keras d untuk memajukan Bangli yang kita cintai,” ajakannya. Menyangkut target dan prioritas pembangunan, dijelaskan,s esuai kebijakan nasional, saat ini Bangli sedang terus berbenah untuk memperbaiki infrastruktur hingga tahun 2016. “Jalan hotmik yang belum kelar, akan kita selesaikan. Kita akan lebih fokus untuk peningkatan pembangunan infrastruktur disegala bidang,” tegasnya.  

Untuk kondisi jalan desa, diakui, pihaknya telah menggelontorkan uang ke desa melalui ADD. “Melalui pembangunan partisipatif sudah gelontor uang berupa ADD ke desa. Untuk itu, alokasi anggaran desa tersebut agar dipergunakan dengan sebaik-baiknya,” tegasnya. Sehingga setelah infra terbangun, diharapkan ada informasi dan investasi. Paling tidak petani bisa membawa hasil petanian biar bisa lebih cepat, dengan baiknya infrastruktur yang telah disiapkan.

Sementara Ketua DPRD Bangli Ngakan Kutha Parwata saat membacakan sejarah lahirnya Bangli menyebutkan, sesuai  Prasasti Pura Kehen kini tersimpan di Pura Kehen, bahwa pada zaman silam di desa Bangli berkembang wabah penyakit yang disebut kegeringan yang menyebabkan banyak penduduk meninggal. Penduduk lainnya yang masih hidup dan sehat menjadi ketakutan setengah mati, sehinnga mereka berbondong-bondong meninggalkan desa guna menghindari wabah tersebut. Akibatnya Desa Bangli menjadi kosong karena tidak ada seorangpun yang berani tinggal disana.

Raja Ida Bhatara Guru Sri Adikunti Ketana yang bertahta kala itu dengan segala upaya berusaha mengatasi wabah tersebut. Setelah keadaan pulih kembali sang raja yang kala itu bertahta pada tahun Caka 1126, tanggal 10 tahun Paro Terang,hari pasaran Maula,Kliwon,Chandra (senin), Wuku Klurut tepatnya tanggal 10 Mei 1204,memerintahkan kepada putra-putrinya yang bernama Dhana Dewi Ketu agar mengajak penduduk ke Desa Bangli guna bersama-sama membangun memperbaiki rumahnya masing-masing sekaligus menyelenggarakan upacara/yadnya pada bulan Kasa, Karo, katiga, Kapat, Kalima, Kalima, Kanem, Kapitu, kaulu, Kasanga, Kadasa, Yjahstha dan Sadha. Disamping itu beliau memerintahkan kepada seluruh pendududk agar agar menambah keturunan di wilayah Pura Loka Serana di Desa Bangli dan mengijinkan membabat hutan untuk membuat sawah dan saluran air. Untuk itu pada setiap upacara besar penduduk yang ada di Desa Bangli harus sembahyang.

Pada saat itu juga, tanggal 10 Mei 1204, Raja Idha Bhatara Guru Sri Adikunti Katana mengucapkan pemastu yaitu, “Barang siapa yang tidak tunduk dan melanggar perintah, semoga orang itu disambar petir tanpa hujan atau mendadak jatuh dari titian tanpa sebab, mata buta tanpa catok, setelah mati arwahnya disiksa oleh Yamabala, dilempar dari langit turun jatuh ke dalam api neraka,”. Bertitik tolak dari titah-titah Sang Raya yang dikeluarkan pada tanggal 10 Mei 1204, maka pada tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Bangli. ard

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER