DPRD Bangli Perangi Sampah
Jumat, 05 Februari 2016
00:00 WITA
Bangli
3315 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com – Keluhan lingkungan yang kumuh akibat banyaknya tumpukan sampah yang berserakan di kawasan Kaldera Batur, sejatinya telah terjadi sejak lama. Karena itu, gerakan bersih-bersih, perang terhadap sampah kian gencar dilakukan. Seperti yang dilakukan kalangan pimpinan DPRD Bangli yang dikomandani Ngakan Kutha Parwata bersama dua wakilnya, Nyoman Basma dan I Komang Carles, Jumat (05/02/2016).
Salah satu yang menjadi prioritas penanganan kebersihan tersebut adalah lingkungan Desa Terunyan, Kintamani, Bangli yang notabene sebagai tujuan wisata dunia yang terkenal dengan kekhasan tata cara sistem penguburannya itu. Dijelaskan, selama ini kebersihan di desa Terunyan banyak mendapat sorotan akibat lingkungan yang kurang terawat. Terlebih, banyak pemuda setempat yang justru memilih merantau. Sehingga praktis, untuk urusan kebersihan desa, dipikul para orang tua yang ada di desa setempat. “Persoalan yg terjadi di Terunyan adalah masalah sampah. Salah satu cara menanggulangi dengan gotong royong,” ungkap Ngakan Kutha Parwata disela-sela gotong royong memerangi sampah di Terunyan.
Gotong royong itu, selain pimpinan Dewan juga melibatkan sejumlah forum dan komunitas peduli lingkungan di Bangli bersama warga setempat. “Gotong royong yang melibatkan sejumlah forum peduli lingkungan di Bangli dan warga setempat, adalah cara yang cukup efektif mengatasi persoalan sampah. Selain itu dengan sistem gotong royong ini, kita ingin menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan,” bebernya sembari menyatakan gerakantersebut adalah gebrakan awal yang dilakukan untuk menata Kaldera Batur.
Bahkan menurut Ngakan Kutha Parwata, untuk persoalan kebersihan, pihaknya akan lebih fokus terhadap penataan kawasan Bintang Danu. Sebab, daerah tersebut selain masuk sebagai kawasan Geopark dunia juga menjadi salah satu tumpuan PAD Bangli yang bersumber dari pariwisata. Hanya saja, untuk penataan kawasan Bintang Danu ini, diperlukan kerjasama dan koordinasi antar desa yang ada di wilayah tersebut. Terlebih, kata polisi PDIP asal desa Bangbang ini, penataan kawasan Kaldera Batur juga mendapat perhatian khusus dari Pusat. Bahkan informasinya akan digelontor anggaran Rp 68 miliar. Hal itu terjadi karena Danau Batur masuk sebagai salah satu dari 15 danau di Indonesia yang mendapat priorotas penyelamatan mengacu persoalan yang selama ini terjadi seperti pencemaran air, kebersihan, pendangkalan dan kerusakan lingkungan di danau terbesar di Bali itu.
Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan kapan anggaran tersebut akan dikucurkan oleh pusat. Sebab, lanjutnya, informasi itu baru didapat dari BLH. Yang jelas, pihaknya menekankan jika nantinya anggaran tersebut dicairkan oleh pusat, untuk pemanfaatannya diharapkan disingkronkan dengan Dana Desa dan ADD supaya tidak terjadi tumpang tindih. Dalam hal ini, diperlukan, sinergisitas antar instansi terkait. “Ego sektoral harus dihilangkan antar instansi. Sebab, untuk penataan kawasan Batur tidak bisa dilakukan hanya mengandalkan satu instansi saja. Melainkan sinergisitas antar instansi terkait,” pungkasnya.ard
Komentar