Import Jagung Dinilai Matikan Petani
Selasa, 02 Februari 2016
00:00 WITA
Bangli
3126 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com - Kebijakan pemerintah untuk mengimport jagung, membuat para petani di Bangli ketar-ketir. Pasalnya, ditengah harga jagung yang tinggi saat ini, dengan kebijakan import tersebut dipastikan akan membuat petani kembali merugi karena harga jagung akan anjlok.
I Nengah Garpu salah seoarang petani asal Kuta Undisan, Kayubihi, Bangli saat ditemui ditegalannya, Selasa (2/2/2016) mengaku dengan harga jagung yang saat ini cukup tinggi, menyebabkan para petani setempat cukup bergairah untuk bertani. Disampaikan, saat ini harga jagung butiran kering ditingkat petani mencapai Rp 6.000/kg, naik dari harga sebelumnya yang hanya dikisaran Rp 3.000 hingga Rp 4.000/kg.
Sementara harga jagung muda, seharga Rp 1.000 per buah ditingkat petani. “Kalau sekarang pemerintah import jagung, jelas akan merugikan dan memastikan masyarakat kecil seperti saya ini. Sebab, kebijakan tersebut akan membuat harga jagung menjadi turun,” ungkap Nengah Garpu saat ditemui ditegalannya sedang merawat tanaman jagungnya yang sudah menjelang panen.
Kebijakan import jagung juga dinilai hanya menguntungkan kalangan tertentu saja. “Tugas pemerintah semestinya memberikan perlindungan dan memperdayakan komuditas lokal. Ini kok terbalik. Sebab, apapun alasannya kebijakan import jagung hanya menguntungkan segelintir orang saja,” tegasnya.
Sementara Kabid Pangan dan Hortikultura Dinas P3, Wayan Tagel Sujana mengatakan kebijakan import jagung lebih mengarah untuk kebutuhan pakan unggas dan ternak. Sebab, harga jagung saat ini dinilai sangat tinggi. “Kebijakan import untuk menekan harga jagung,” jelasnya. Untuk di Bangli sendiri diakui, petani lebih banyak menanam jagung untuk keperluan sayur, tidak untuk pakan ternak. Sehingga dampak import, tidak akan diraskan oleh petani lokal.”Saya rasa import jagung yang tujuannya untuk pakan ternak, tidak akan berdampak kepada para petani kita,” pungkasnya.ard
Komentar