Harga Sapi Bali Naik, Pemerintah Diminta Stop Import Sapi
Senin, 01 Februari 2016
00:00 WITA
Bangli
4428 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com – Melonjaknya harga sapi dipasaran sejak empat bulan terakhir menyebabkan para petani dan saudagar sapi Bali mulai bergairah kembali. Karena itu, mereka menolak keras rencana pemerintah melakukan import daging sapi karena akan merugikan para petani. Hal ini disampaikan sejumlah petani dan saudagar sapi di Pasar Kayuambua, Susut, Bangli, Senin (02/01/2016).
Wayan Sekep salah seoarang petani yang memelihara sejumlah sapi ini, mengakui saat ini harga sapi cukup menjanjikan. Kata dia, harga sapi potong hidup dipasaran mencapai Rp 40.000 per kilo gram, naik dari harga sebelumnya yang hanya Rp 35.000/kg. “Dengan harga sapi yang sekarang, petani mulai bergairah,” ungkapnya. Malah dia berharap, harga sapi terus naik. Karena itu, dia dengan tegas menolak rencana pemerintah untuk melakukan import sapi. “Kalau ada import sapi, pastinya akan menyebabkan harga turun. Dampaknya, tentunya petani kecil yang seperti saya yang akan sangat merasakan,” tegasnya.
Hal yang sama juga disampaikan Wayan Adi, salah seoarang saudagar sapi di Pasar Kayuambua. Disebutkan, selain harga sapi potong yang meningkat harga bibit sapi juga mengalami kenaikan. Dijelaskan, kalau biasanya harga bibit sapi yang baru dicocok hidungnya dengan usia berkisar empat sampai enam bulanmencapai Rp 3,5 juta per ekor, kini naik berkisar Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000 per ekor. “Harga sapi yang sekarang tentunya membuat petani bergairah,” jelasnya. Kenaikan terjadi sejak empat bulan lalu, pasca Idul Adha. Dimana, kenaikan terjadi diduga akibat tingginya permintaan tidak sebanding dengan pasokan yang ada.
Meski demikian, petani maupun para saudagar menolak keras rencana kebijakan pemerintah melakukan import sapi. “Kebijakan import sapi justru akan merugikan para petani karena menyebabkan harga sapi lokal dipasaran menjadi anjlok kembali. Padahal dibandingkan dengan sapi import, kualitas sapi Bali tidak kalah,” tegasnya. Karena itu, mereka berharap pemerintah semestinya lebih konsen terhadap upaya melindungi eksitensi petani lokal dari pada melakukan import sapi yang ditenggarai hanya menguntungkan kalangan tertentu saja.ard
Komentar