Temukan Pustu Kumuh, Minim Tenaga Medis dan Air
Rabu, 20 Januari 2016
00:00 WITA
Bangli
2606 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com - Puskesmas Pembantu (Pustu) yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan ditingkat paling bawah, semestinya mempunya fasilitas yang memadai dan pelayanan yang maksimal. Namun kondisi terbalik terjadi di Pustu II Pengotan yang berada di Dusun Penaga, Landih, Bangli. Kondisi Pustu ditempat ini, justru kumuh dan mengalami krisis air. Selain itu, fasilitas yang tersedia sudah banyak yang rusak. Lebih parah lagi, tenaga bidan dan perawat juga sangat minim sehingga tidak bisa memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal.
Hal ini terekam saat Sidak pelayanan kesehatan dilakukan Komisi I DPRD Bangli yang diketuai I Wayan Wedana bersama Wakil Ketua DPRD Bangli, Nyoman Basma dan Komang Carles, Rabu (20/01/2016). Hadir juga saat itu, sejumlah anggota DPRD Bangli yang lain, seperti Nengah Darsana, Wayan Diar, Dewa Anom, Ketut Suastika dan lain-lain. Sesuai pantauan dilokasi, fasilitas Pustu beratap seng ini sungguh memprihatinkan. “Disini air tidak ada, sehingga saya terpaksa membawa air dengan galon dari rumah untuk keperluan MCK,” ungkap Ni Komang Ariantini, salah satu bidan setempat.
Selain minim air, dijelaskan, fasilitas seperti tempat tidur juga sudah rusak. “Tenaga perawat disini kurang. Saya baru mendapat giliran ditugaskan disini,” sebutnya. Hal yang sama juga dikeluhkan Sekdes Landih, Nengah Pasti bersama Kelian Dinas setempat yang menerima kedatangan rombongan wakil rakyat tersebut. “Selama ini, warga sangat mengeluhkan fasilitas dan minimnya tenaga medis di Pustu ini,” ungkap Nengah Pasti. Karena kondisi tersebut, disampaikan juga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat tidak bisa dilakukan secara maksimal. Padahal, diakui, letak Pustu ini sangat strategis dan banyak dimanfaatkan oleh warga dari luas dusun Penaga. “Sedikitnya ada seribu lima ratus warga dari sejumlah desa lain juga memanfaatkan Pustu ini,” jelasnya. Hanya saja, karena minimnya tenaga medis yang ada menyebabkan Pustu ini hanya buka sesuai jam kerja pegawai saja. “Yang kami harapan, di Pustu ini ada tenaga Bidan yang stanby 24 jam untuk melayani masyarakat,” tegasnya.
Terhadap persoalan tersebut,Wakil Ketua DPRD Bangli Nyoman Basma didampingi Komang Carles dan Wayan Wedana mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Bangli untuk segera menuntaskan persoalan yang terjadi. Pihaknya juga mengaku prihatin melihat lingkungan Pustu yang kumuh. “Dari sisi lingkungan dan kebersihan Pustu ini sangat tidak layak. Karena itu, kami akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk bisa menanggulangi persoalan yang ada,” tegas Basma.
Setelah menyasar Pustu di Dusun Penaga, sidak dilanjutkan ke RSU Bangli. Di tempat ini, kalangan DPRD menemukan banyak keluhan terkait rekruitmen tenaga kontrak yang dinilai kurang transparan. Dijelaskan dari total 647 pegawai yang ada di RSU Bangli, sekitar 30 pegawai berstatus PTT daerah dan sebanyak 136 merupakan pegawai kontrak yang diangkat BLU. Sisanya adalah PNS. “Khusus untuk tenaga kontrak, data yang diberikan pihak rumah sakit, tidak rinci menyebutkan masa kerja tenaga yang direkrut. Selain itu, perekrutannya juga tidak ada koordinasi dengan DPRD,” ungkap Komang Carles.
Karena hal itu, pihaknya menenggarai kemungkinan ada pegawai kontrak selundupan yang masuk. “Kita tidak ingin ada kasus pegawai selundupan masuk di RSU Bangli. Karena itu, kami berharap rekruitmen pegawai dilakukan secara transparan,” tegasnya.ard
Komentar