PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Bersamaan Dengan BBM Turun, Harga Sembako Pun Kian Meroket

Selasa, 05 Januari 2016

00:00 WITA

Bangli

3079 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli, suaradewata.com - Memasuki awal tahun 2016 bersamaan dengan kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM, nyatanya tidak membuat harga berbagai kebutuhan pokok menjadi turun. Sebaliknya,  harga rempah-rempah dan sembako di pasar Kidul, Bangli, justru kian meroket. Kenaikan tertajam terjadi pada harga bawang merah, cabe, daging ayam hingga beras yang menyebabkan masyarakat dan ibu rumah tangga pada khususnya menjerit.

Sesuai pantauan di pasar Kidul Bangli, Selasa (05/01/2015) kenaikan harga tertinggi terjadi pada harga cabe merah besar yang awalnya  Rp 15.000 per kilo kini menjadi Rp25.000 per kilo. Cabe merah kecil  dari 23.000 per kilo menjadi 35.000 per kilo. Cabe hijau juga naik, dari Rp 18.000 menjadi Rp 22.000 per kilo. Bawang merah dari 28.000 menjadi 35.000 per kilo. Bawang putih  dari Rp 15.000 menjadi 25.000 per kilo.

Sementara gula pasir juga ikut naik dari Rp 10.000 menjadi Rp 12.000 per kilo. Beras di tingkat pengecer naik dari Rp 9.500 menjadi 10.000 per kilo. Beras ketan dari Rp 16.000 menjadi 18.000 per kilo. Daging ayam dari Rp 32.000 menjadi Rp 35.0000 per kilo. Kenaikan harga ini juga diikuti naiknnya, harga telor ayam yang awalnya 1.250 per butir menjadi 1.500 per butir dan  telor bebek dari Rp 2.000 menjadi 2.500 per  butir.

Akibat kenaikan beragai kebutuhan pokok tersebut, menyebabkan masyarakat dan ibu rumah tangga pada khususnya menjerit. “Sekarang semua harga serba naik. Saya susah ngatur keuangan rumah tangga,” ungkap Yan Nik salah seoarang konsumen. Untuk menyiasati itu, pihaknya mengaku terpaksa membeli keperluan rumah tangga secukupnya saja.  

Sementara alasan pedagang, mengaku kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok tersebut terjadi akibat dampak peralihan musim kemarau ke penghujan. “Kenaikan harga yang terjadi saat ini, lebih banyak disebabkan akibat musim penghujan. Tidak ada dampak penurunan harga BBM. Lagian penurunannya sangat sedikit sekali,” tegas Gusti Biyang Suastini salah seoarang pedagang rempah-rempah di pasar Kidul. Akibatnya, terhadap naikknya sejumlah kebutuhan pokok tersebut, masyarakat pun hanya bisa pasrah dan berharap harga bisa kembali normal.ard


Komentar

Berita Terbaru

\