Produksi dan Lahan Padi Gogo Di Bangli Terus Menyusut
Kamis, 19 November 2015
00:00 WITA
Bangli
3519 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com – Lantaran dianggap sebagai komoditi yang kurang menguntungkan petani di Kabupaten Bangli mulai meninggalkan berocok tanam padi gogo. Terbukti lahan termasuk produksi tanaman padi di lahan kering ini, terus mengalami penyusutan setiap tahun. Sebab, petani lebih cendrung menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti jeruk , cabe serta jenis tanamani lainya.
Hal ini diakui Nengah Pugrawinata, Seksi produksi Dinas Pertanian , Perkebunan, Perhutanan Bangli, Rabu (18/11/2015). Disebutkan, Bangli sebelumnya memiliki potensi tanaman padi gogo sekitar 700 hektar. Namun, kini hanya tersisa seluas 112 hektar . “Penurunan minat menanam padi gogo terjadi sejak tahun 2009 lalu,” tegasnya. Penurunan ini, lanjut dia, lebih banyak dipengaruhi factor ekonomi. “Ada kecendrungan petani memilih tanaman yang nilai ekonomi lebih bagus dan mudah memasarkan,”sebutnya.
Disamping itu, keengganan petani menanam padi gogo akibat masa penen padi ini lebih lama ketimbang tanaman padi umumnya. Dimana, padi gogo hanya bisa dipanen setahun sekali. “Karena lama menunggu, akhirnya banyak petani beralih ke tanaman yang memiliki nilai jual lumayan,”papar dia. Padahal, diakui, menamanan padi gogo , tidak begitu sulit. Petani hanya tinggal menyebar benih dan tidak perlu melakukan penyemprotan sebagaimana merawat tanaman padi sawah atau tanaman jeruk. Selain itu, padi gogo tergolong tahan berbagai penyakit. Kandungan karbohidrat padi gogo juga hampir setara dengan tanaman padi di lahan basah. “Yang jelas, penurunan minat petani menanam padi gogo lebih banyak disebabkan karena fator ekonomis,” pungkasnya.ard
Komentar