PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Kekeringan Dan Krisis Air Bersih Meluas, Landa 10 Desa di Bangli

Rabu, 07 Oktober 2015

00:00 WITA

Bangli

4217 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli, suaradewata.com – Dampak kemarau ekstrim yang berkepanjangan telah menyebabkan kekeringan dan krisis air bersih kian meluas di wilayah Bangli sejak dua bulan terakhir. Kondisi paling parah terjadi, di sejumlah desa di kecamatan Kintamani dan Kecamatan Tembuku dan Bangli. Karena itu, suplai air bersih yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli bersama Provinsi Bali dan SKPD terus rutin menyalurkan bantuan air bersih.

Hal ini diakui Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa seizin Kepala BPBD Bangli, I Wayan Karmawan, Rabu (7/10/2015). Dijelaskan, bantuan air bersih rutin setiap minggu dilakukan sejak minggu pertama bulan Agustus lalu. Sebab, kata dia, sejak kamarau ekstrem melanda permohonan bantuan air bersih cenderung mengalami peningkatan. “Untuk saat ini, kita menyalurkan bantuan air bersih ke desa Abang Songan,” tegasnya. Saat itu, sedikitnya 7 tangki air bersih disalurkan.  

Sementara berdasarkan data terakhir, krisis air bersih kini telah melanda di 10 desa. “Belakangan usulan permohonan bantuan air datang dari desa Landih, Kecamatan Bangli,” ungkapnya. Sementara untuk Kecamatan Tembuku kekeringan melanda Desa Yangapi dan Desa Peninjoan. Sedangkan di Kecamatan Kintamani meliputi Desa Bantang, Desa Trunyan, Desa Serai, Desa Buahan, Desa Abang Songan, Desa Suter, dan Desa Abang Batudinding. “Sampai saat ini daerah yang krisis air bersih mencapai 10 desa,” kata Sutapa.

Dari hasil pemantauan BPBD, pemicu krisis air bersih terjadi akibat  kondisi daerah setempat yang memang sangat minim sumber mata air. Kondisi ini, kian diperparah akibat kemarau berkepanjangan yang diperkirakan akan terjadi hingga bulan November mendatang. “Menurut prediksi, musim kemarau akan sampai November.  Kemungkinan daerah yang mengalami krisis air akan bertambah,” jelas Sutapa.

Untuk itu, suplai air bersih kepada sejumlah desa tersebut kini terus digencarkan setiap minggu sekali hingga berakhirnya musim kemarau. “Total bantuan air bersih yang sudah kita salurkan sudah mencapai 70 tangki ukuran 5 ribu liter,”  jelasnya. Sementara itu, diakui selain ke- sepuluh desa yang sudah ditetapkan mengalami krisis air bersih. Sejumlah desa di Balik Bukit sejatinya juga masuk katagori mengalami kekeringan dan krisis air bersih sejak lama. Hanya saja, sampai kini belum bisa tersentuh bantuan, karena medan yang sulit dilalui.ard


Komentar

Berita Terbaru

\