PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Setelah 45 Tahun, Mecaru Sapi Jantan Hitam Kembali Digelar di Desa Bulian

Rabu, 29 Januari 2025

22:19 WITA

Buleleng

1401 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Upacara Mecaru Sapi Jantan Hitam Kembali Digelar di Desa Bulian. Ist/Sad/SD

Buleleng, suaradewata.com - Setelah 45 tahun tidak dilaksanakan, upacara sakral Mecaru Sapi Jantan Hitam, kini kembali dilaksanakan bertepatan dengan Tilem Kapitu pada Selasa (28/1/2025) di Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. 

Tradisi ini dihidupkan lagi, sebagai bagian dari pelestarian warisan leluhur dan upaya menjaga keseimbangan alam semesta. Yangmana ritualnya berlangsung di Perempatan Puser Desa Bulian, di bawah pohon beringin besar yang diyakini sebagai pusat desa.

Prosesi diawali dengan arak-arakan seekor sapi jantan berwarna hitam yang telah dihiasi dengan perlengkapan adat. Sapi ini kemudian diarak mengelilingi Desa Pulo Sekar (nama lain Desa Bulian) sebelum digunakan sebagai sarana upacara. 

Dalam kepercayaan Hindu Bali, sapi hitam melambangkan Dewa Wisnu, dewa pemelihara keseimbangan dunia, baik secara sekala (fisik) maupun niskala (spiritual).

Ketua panitia upacara, Gede Suardana mengatakan ritual ini merupakan wujud rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta sebagai bentuk pemeliharaan keharmonisan alam. 

"Kegiatan ini idealnya dilakukan setiap sepuluh tahun sekali, atau bahkan setiap tahun jika memungkinkan. Ini adalah bagian dari pelestarian tradisi leluhur," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan pelaksanaan ritual pada Tilem Kapitu diyakini dapat menciptakan keseimbangan dan membawa keberkahan bagi desa. 

"Jika ritual ini bisa dilakukan secara rutin, saya yakin akan membawa kerahayuan (keselamatan) dan keajegan jagat (ketertiban dunia)," ucap Gede Suardana.

Upacara dihadiri Penglingsir Puri Agung Denpasar, Anak Agung Ngurah Wirabima, serta Penglingsir Puri Mas Tebeng Pemecutan, Anak Agung Wisnu Murti. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan terhadap masyarakat Desa Bulian dalam melestarikan budaya leluhur. Sad/red


Komentar

Berita Terbaru

\