Ribuan Orang Iringi Pengabenan Putu Satria, Baliho Pelaku Dipajang di Setra
Jumat, 10 Mei 2024
16:00 WITA
Klungkung
2285 Pengunjung
Pengabenan almarhum Putu Satria Ananta Rustika. (Ayu Trisna)
Klungkung, suaradewata.com - Prosesi pengabenan Putu Satria Ananta Rustika alias Rio, taruna STIP Marunda Jakarta yang meninggal setelah dianiaya seniornya, menjadi sorotan Jumat (10/5) lalu. Ribuan warga, termasuk dari Banjar Bandung, Desa Gunaksa, Klungkung, serta saudara, kerabat, dan teman-teman almarhum, turut mengiringi prosesi tersebut dengan penghormatan terakhir.
Dalam pantauan di lapangan, terlihat upacara serah terima jenazah dilakukan sebelumnya. Jenazah Rio kemudian dinaikkan ke atas Bade dan diarak menuju Setra Desa Adat Gunaksa oleh warga setempat.
Saat tiba di Setra, jenazah disambut oleh sebuah baliho berukuran besar yang menampilkan wajah pelaku pembunuhnya, Tegar Rafi Sanjaya. "Baliho itu dibuat teman-teman Rio secara spontan agar orang-orang tahu bahwa ini lah pembunuh saudara kami," ujar Kadek Kariasa, salah satu teman almarhum.
Prosesi selanjutnya adalah pembakaran jenazah Rio. Orang tua, adik, keluarga, dan kerabat almarhum melepasnya dengan tangis yang tak terbendung. Kehilangan putra yang begitu dicintai meninggalkan luka yang mendalam bagi mereka.
Ketua STT Jaya Parandhita, Kadek Deo Juliawan, 21, mengungkapkan kenangan terakhirnya bersama Rio. "Terakhir ketemu itu tanggal 19 April kemarin. Waktu dia dapat libur Idul Fitri, dia pulang dan seperti biasa ngumpul-ngumpul sama anak-anak di sini," katanya.
Menurutnya, Rio adalah anak yang baik dan mudah bergaul, sehingga memiliki banyak teman. Kehilangan Rio dirasakan sangat mendalam oleh STT Jaya Parandhita karena Rio merupakan Sekretaris II di Sekaa Teruna Teruni dan aktif berorganisasi.
Kini, pihaknya berharap pelaku dapat dihukum dengan setimpal. "Kami berharap pelaku diberikan hukuman yang setimpal," tandasnya. ayu/yok
Komentar