PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Jelang  Kuningan, Permintaan Lamak dan Tamiang Buatan Warga Serokadan Kian Meroket 

Kamis, 12 Januari 2023

23:25 WITA

Bangli

1640 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Aktivitas warga Banjar Serokadan, Desa Abuan, Susut dalam membuat berbagai sarana upacara Galungan dan Kuningan. (SD/Ist)

Bangli, suaradewata.com - Jelang hari raya Galungan dan Kuningan, masyarakat Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut Bangli, kian intens membuat lamak maupun Tamiang. Pasalnya, selain sebagai salah satu upaya pelestarian budaya, pembuatan lamak ini menjadi  mata pencaharian musiman bagi warga setempat.

Bendesa Adat Serokadan Dewa Gede Oka  saat ditemui belum lama ini mengatakan  masyarakat Desa Adat Serokadan hingga kini masih tetap melestarikan  seni dan  budaya. Salah satunya, adalah pembuatan lamak dan tamiang.  Yang mana, kerajinan ini bisa dibuat oleh hampir semua  warga  Desa Adat Serokadan. “Dari 215 ong yang ada disini  semuanya mengembangkan pembuatan lamak ini,”ujar mantan anggota DPRD Bangli itu.

Kata dia, semula masyarakat Desa Adat Serokadan  membuat lamak untuk kepentingan sendiri saat melaksanakan hari Raya Galungan dan Kuningan. Namun belakangan ini, pembuatan lamak ini berkembang menjadi salah mata pencaharian musiman  setiap enam bulan sekali. “Pembuatan lamak ini telah menjadi mata pencaharian bagi masyarakat kami disini,”ujar dia.

Kata dia,  bahan yang digunakan untuk pembuatan lamak ini dominan menggunakan bahan alami  yakni daun enau (ron dan ambu). Yang mana bahan ini  setelah dirancang sedemikian rupa hingga melahirkan karya seni  yang begitu indah. “Dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh warga kami, lamak Serokadan makin diminati masyarakat, tidak saja dipasarkan di Bangli melakukan disorder sejumlah pedagang dari Gianyar dan Denpasar,”bebernya.

Salah pembuat lamak,  Kadek  Budiasa menuturkan order untuk pembuatan lamak, cenigan dan tamiang  biasanya akan dimulai empat atau lima hari menjelang perayaan Galungan maupun Kuningan.  Sementara soal harga jelas dia, bervariasi sesuai jenisnya. Untuk tamiang satu ikat yang berisi 4 biji harganya Rp  10 ribu, sementara  cenigan  dengan jumlah 10 biji  Rp  20.000. Sementara  satu ikat selanggi yang berisi 50 biji  mencapai Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu. “Dari pembuatan  kelengkapan upakara ini kami dalam lima hari bisa meraup penjualan Rp 1 juta hingga Rp 2 juta,”tuturnya.ard/nop


Komentar

Berita Terbaru

\