Jelang Kuningan, Permintaan Lamak dan Tamiang Buatan Warga Serokadan Kian Meroket
Kamis, 12 Januari 2023
23:25 WITA
Bangli
1640 Pengunjung
Aktivitas warga Banjar Serokadan, Desa Abuan, Susut dalam membuat berbagai sarana upacara Galungan dan Kuningan. (SD/Ist)
Bangli, suaradewata.com - Jelang hari raya Galungan dan Kuningan, masyarakat Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut Bangli, kian intens membuat lamak maupun Tamiang. Pasalnya, selain sebagai salah satu upaya pelestarian budaya, pembuatan lamak ini menjadi mata pencaharian musiman bagi warga setempat.
Bendesa Adat Serokadan Dewa Gede Oka saat ditemui belum lama ini mengatakan masyarakat Desa Adat Serokadan hingga kini masih tetap melestarikan seni dan budaya. Salah satunya, adalah pembuatan lamak dan tamiang. Yang mana, kerajinan ini bisa dibuat oleh hampir semua warga Desa Adat Serokadan. “Dari 215 ong yang ada disini semuanya mengembangkan pembuatan lamak ini,”ujar mantan anggota DPRD Bangli itu.
Kata dia, semula masyarakat Desa Adat Serokadan membuat lamak untuk kepentingan sendiri saat melaksanakan hari Raya Galungan dan Kuningan. Namun belakangan ini, pembuatan lamak ini berkembang menjadi salah mata pencaharian musiman setiap enam bulan sekali. “Pembuatan lamak ini telah menjadi mata pencaharian bagi masyarakat kami disini,”ujar dia.
Kata dia, bahan yang digunakan untuk pembuatan lamak ini dominan menggunakan bahan alami yakni daun enau (ron dan ambu). Yang mana bahan ini setelah dirancang sedemikian rupa hingga melahirkan karya seni yang begitu indah. “Dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh warga kami, lamak Serokadan makin diminati masyarakat, tidak saja dipasarkan di Bangli melakukan disorder sejumlah pedagang dari Gianyar dan Denpasar,”bebernya.
Salah pembuat lamak, Kadek Budiasa menuturkan order untuk pembuatan lamak, cenigan dan tamiang biasanya akan dimulai empat atau lima hari menjelang perayaan Galungan maupun Kuningan. Sementara soal harga jelas dia, bervariasi sesuai jenisnya. Untuk tamiang satu ikat yang berisi 4 biji harganya Rp 10 ribu, sementara cenigan dengan jumlah 10 biji Rp 20.000. Sementara satu ikat selanggi yang berisi 50 biji mencapai Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu. “Dari pembuatan kelengkapan upakara ini kami dalam lima hari bisa meraup penjualan Rp 1 juta hingga Rp 2 juta,”tuturnya.ard/nop
Komentar