Serangan PMK di Bangli Meluas ke Desa Demulih, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Turut Diterjunkan
Rabu, 06 Juli 2022
22:25 WITA
Bangli
1685 Pengunjung
Ket Poto : Bhabinkamtibmas dan Babinsa desa Abuan, Susut saat melakukan monitoring penyebaran PMK di wilayahnya, Rabu (6/7). SD/Ist
Bangli, suaradewata.com - Penyebaran serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti ternak sapi di Kabupaten Bangli, belakangan kian meluas. Setelah sebelumnya dilaporkan dua ekor sapi di Banjar Tabih, desa Buahan, Kintamani positif terjangkit PMK. Kali ini, kasus tersebut telah merambah sejumlah ternak sapi yang ada di Desa Demulih, Kecamatan Susut. Dimana dua dari enam ekor sapi milik peternak diketahui positif terjangkit PMK. Parahnya lagi, empat sapi lainnya juga mulai menunjukkan gejala yang sama. Terkait dengan itu, jajaran Bhabinkamtibmas dan Babinsa turut diterjunkan melakukan monitoring dan sosialisasi untuk mencegah kian menyebarnya penyakit menular pada hewan berkuku belah tersebut.
Pemilik ternak sapi, I Wayan Kiyeng saat ditemui Rabu (6/7/2022) mengatakan, dua dari enam ekor sapi miliknya, bergejala sejak beberapa hari lalu tidak lahap makan. Kemudian pada Senin (4/7) lalu keluar buih dari mulut dan hidung. “Awalnya hanya satu ekor, kemudian menular ke satunya lagi,”ujarnya.
Secara klinis dan dari uji sample memang diketahui hanya dua ekor sapi miliknya yang terjangkit PMK. Namun dari kasat mata, keenam ekor sapinya juga sudah nampak tertular. Hal ini dilihat dari kondisi buih yang ada di mulut dan hidung semua sapi miliknya, meskipun tak banyak, diam dan tak mau makan. Setelah mendapati kondisi ternaknya demikian, pihaknya mengaku langsung melaporkan ke Kantor Desa yang kemudian diterukan ke Dinas Peternakan Kabupaten Bangli.
Kendati telah mendapat penanganan, pihaknya juga masih khawatir jika kondisi ini lama berlangsung, sementara Idul Adha sudah dekat. “Mudah-mudahan cepat tertangani, paling tidak ada diadakan vaksin massal untuk ternak,”ujarnya.
Sementara Petugas Pengawas Lapangan (PPL) Dinas Peternakan Kabupaten Bangli, I Wayan Wesnawa saat melakukan pemantauan ke peternak sapi di Demulih, mengatakan begitu laporan masuk, Selasa (5/7) pihaknya telah langsung ditugaskan ke lapangan mengecek kondisi dua ekor sapi yang dilaporkan diduga terjangkit PMK. “Setelah cek, kami langsung berikan suntikan antibiotik. Dan hari ini (Rabu) kami pantau lagi, syukurnya buihnya sudah mulai berkurang,” ungkapnya.
Terkait kemungkinan adanya menular ke sapi yang lain,Wesnawa pun tak menampik. Sebab sebagian besar kondisi kandang yang dimiliki peternak sapi di Demulih dan lainnya itu dibangun secara kolektif atau jadi satu. Sehingga kemungkinan untuk menularkan ke ternak lainnya masih dimungkinkan. “Dari kasat mata empat ekor sapi lainnya itu sudah mulai tertular. Namun kita sudah lengsung berikan suntikan, supaya tak kian parah. Kondisi kandangnya memang konsepnya kan kolektif, jadi kemungkinan menular ke sapi lain bisa saja,”jelasnya.
Atas kondisi ini, jika tidak ada halangan akan direncanakan digelar vakinasi massal pada ternak sapi Kamis (7/7) hari ini. Dimana untuk di Kabupaten Bangli dipusatkan di Desa Demulih, mengingat peternak sapi lebih banyak ada di desa tersebut. Sementara itu disinggung kekhawatiran peternak yang lainnya, menurut Wesnawa masih belum nampak. Mobilitas transaksi ternak sapi juga masih nampak normal di Desa Demulih.
Disisi lain, Kapolres Bangli AKBP I Dewa Agung Roy Marantika, SH., S.I.K melalui Babinkamtibmas desa Abuan Polsek Susut Aiptu I Nyoman Suardana bersama TNI (Babinsa) dan PPL turut monitoring perkembangan ternak sapi di Simantri Gapok Tani Tirta Sari Br Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.
Adapun jumlah sapi yang dipelihara sebanyak 17 ekor. Kata dia, semua dalam keadaan sehat. Meski demikian, pihaknya menghimbau kepada pemilik ternak apabila sapinya sakit segera melaporkan ke keswan melalui PPL atau menyampaikan kepada Bhabinkamtibmas selanjutnya diteruskan kedinas terkait untuk penanganan lebih lanjut.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka mencegah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi yang saat ini sedang merambah ribuan sapi di wilayah Jawa Timur. "Seperti yang disampaikan oleh dinas peternakan, untuk mencegah penyebaran penyakit PMK tersebut perlu dilakukan pantauan peternak terhadap hewan ternaknya. Bahkan sempat dipikirkan lockdown jika ada temuan kasus PMK disuatu wilayah," ungkapnya.
Dalam hal ini, Bhabinkamtibmas sebagai pelindung dan pengayom masyarakat juga melaksanakan penyuluhan terhadap peternak di Desa Abuan agar peternak dapat mengantisipasi penyakit menular tersebut. Untuk itu,
Bhabinkamtibmas juga mengimbau kepada peternak sapi untuk selalu menjaga kebersihan kandangnya agar hewan ternak tersebut tidak mudah terkena wabah penyakit. ard/sar
Komentar