Pasar Hewan Kayuambua di Lockdown, Minimalis Penyebaran Kasus PMK
Selasa, 05 Juli 2022
19:10 WITA
Bangli
1490 Pengunjung
Suasana Pasar Hewan Kayuambua, Susut, Bangli setelah di lockdown, Selasa (5/7). SD/Ist
Bangli, suaradewata.com - Pasar Hewan Kayuambua, Susut, Bangli terpaksa dilockdown. Penutupan sementara pasar hewan terbesar di Kabupaten Bangli ini, dilakukan per Selasa (5/7/2022). Hal ini menyusul kian merebaknya serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi.
Koordinator Pasar Hewan Kayuambua, I Nengah Degdeg saat dikonfirmasi membenarkan penutupan pasar hewan Kayuambua tersebut. Kata dia, penutupan pasar Kayuambua dilakukan setelah adanya instruksi dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali. "Penutupan Pasar Hewan Kayuambua kita lakukan dari tadi pagi (Selasa-red). Sebab, baru kemarin kita diinstruksikan untuk lockdown aktivitas jual beli hewan berkuku belah di pasar ini," ungkapnya. Sesuai instruksi yang diterimanya melalui surat edaran tersebut, direncanakan penutupan akan dilakukan selama 14 hari kedepan.
Disebutkan, sebelum penutupan Pasar Kayuambua, sejatinya pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan pencegahan berbagai penyakit pada hewan. Termasuk pencegahan penyebaran PMK. "Untuk upaya pencegahan, sebelumnya juga sudah dilakukan secara rutin oleh petugas dari Kesehatan Hewan, Dinas PKP Bangli. Seperti pemberian vitamin untuk hewan, termasuk spraying," ungkapnya. Karena itu, sejauh ini diketahui di wilayah Kabupaten Bangli baru ditemukan dua ekor sapi yang dinyatakan terjangkit PMK di dusun Tabih, desa Buahan, Kintamani.
Lebih lanjut dengan adanya penutupan Pasar Hewan Kayuambua, otomatis akan menyebabkan transaksi jual beli sapi akan mengalami penurunan yang signifikan. Terlebih, pedagang di Pasar Hewan Kayuambua ini juga dimanfaatkan oleh pedagang dari luar Bangli. Seperti, Buleleng, Karangasem, Gianyar dan sekitarnya.
Selain itu, kata Degdeg, dalam setiap pasaran di Pasar Hewan Kayuambua yang dibuka setiap tiga hari sekali, rata-rata sapi yang masuk sebanyak 150 ekor. Namun jelang hari raya Idul Adha meningkat mencapai 200 ekor setiap pasaran. "Jelang Idul Adha, harga sapi juga mengalami kenaikan," ujarnya. Dimana, harga sapi yang beratnya dibawah 350 kg dibandrol seharga Rp 48 ribu per kilo naik menjadi Rp 50 ribu per kilo. Sedangkan untuk Sapi dengan berat diatas 350 kg, sekarang harganya Rp 52 ribu. Dengan kondisi tersebut, pihaknya juga berharap agar PMK segera bisa ditanggulangi.ard/nop
Komentar