Terkait Serangan PMK, Dewan Bangli Minta Dinas PKP Tingkatkan Penyuluhan dan Pengawasan
Minggu, 03 Juli 2022
17:50 WITA
Bangli
1466 Pengunjung
Petugas saat melakukan pengecekan sapi yang diduga terserang penyakit PMK di wilayah desa Buahan, Kintamani. SD/Ist
Bangli, suaradewata com - Pasca adanya laporan dua ekor sapi milik peternak di Banjar Tabih, desa Buahan, Kintamani terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kalangan DPRD Bangli mendesak Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli melakukan langkah antisipasi guna meminimalisir penyebaran penyakit menular tersebut. Pasalnya, hal tersebut telah berdampak pada kian ketar-ketirnya para petani khususnya pemilik sapi. Terlebih, dinilai sejauh ini peternak masih awam dengan penyakit menular yang menyerang hewan berkuku belah/genap ini. Hal tersebut diungkapkan anggota DPRD Bangli, I Nengah Reken, Minggu (3/7/2022).
Politisi dari Partai Golkar ini mengatakan dengan ditemukan kasus PMK yang menyerang sapi di Desa Buahan Kintamani membuat warga terutama yang milki ternak sapi merasa khawatir. Apalagi masih banyak warga yang awan dengan penyakit tersebut. ”Banyak masyarakat tidak tahu apa itu PMK dan bagaimana ciri-ciri ternak terkontaminasi PMK,” ujar Nengah Reken.
Terlebih diakui masih banyak pemilik sapi terutama yang sulit akses informasi. Maka dari itu, Anggota DPRD Bangli tiga kali periode ini mendesak agar Dinas PKP turun lakukan sosialisasi tentang PMK. Dengan informasi yang didapat setidaknya pemilik sapi akan mengetahui ciri-ciri sapi terpapar PMK dan bagaimana langkah yang harus dilakukan. "Paling tidak dengan informasi dan penyuluhan yang diberikan, kita harapkan penyebaran PMK bisa ditekan. Pemilik akan memisahkan sapi yang sehat dengan yang terpapar PMK,” ungkap politisi asal Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku ini.
Lanjut Nengah Reken berkaca temuan kasus di Desa Buahan ternyata dari hasil penelusuran dinas sapi yang terpapar PMK dibeli di pasar hewan Kayuambua dan berasal dari luar daerah. Maka perlu dilakukan pemantauan atau pengawasan arus lalu lintas ternak. ”Perlu pengawasan terutama di pasar hewan,” harapnya.Disamping itu yang paling penting lagi yakni dilakukan vaksinasi PMK secara massal.
Disisi lain Kadis PKP Made Alit Parwata mengatakan untuk sosilaliasai telah dilakukan lewat petugas PPL dan menggandeng pihak Polres dan Kodim. Petugas PPL turun langsung memberikan informasi dan edukasi dengan menyambagi kelompok ternak.”Kami sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan melibatkan instansi terkait,” jelasnya.
Sementara untuk vaksinasi, pihaknya segera mengirim jumlah populasi sapi di Bangli ke pusat lewat provisi sehingga ketersedian vaksin bisa mencukupi.”Untuk jumlah populasi sapi sebanyak 68.888 ekor tersebar di empat kecamatan,” jelasnya.ard/nop
Komentar