Ketua Dewan Bangli Ingatkan Perumda Lakukan Kajian Matang Buka Jaringan Baru
Kamis, 30 Juni 2022
18:55 WITA
Bangli
1482 Pengunjung
Ketua DPRD Bangli, I Ketut Suastika. (SD/dok)
Bangli, suaradewata.com - Ketua DPRD Bangli, I Ketut Suastika angkat bicara terkait rencana Perumda Air Minum Tirta Danu Arta untuk membuka jaringan baru. Hal itu dilakukan untuk meminimalis gangguan layanan kepada masyarakat akibat pipa transmisi yang kerap terjadi akibat terjangan longsor di kawasan Tukad Melangit disaat musim penghujan.
Hanya saja, pihaknya mengingatkan agar Perumda tetap melakukan kajian semua perencanaan yang dilakukan. "Kalau memang itu merupakan satu-satunya cara agar suplay air ke masyarakat tidak terus terganggu, tentunya kami akan mendukung rencana itu," ungkap Ketut Suastika saat dikonfirmasi awak media, Kamis (30/6/2022).
Namun demikian politisi PDI-P asal desa Peninjauan, Tembuku ini mengingatkan rencana tersebut harus melalui kajian yang matang dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya, bisa dilihat dari segi ekonomi. Terlebih, kegiatan tersebut ditaksir akan menyerap anggaran miliaran rupiah.
Karena itu, pihaknya pun mempertanyakan apakah membuat jaringan baru merupakan satu-satunya solusi mengatasi masalah yang kerap terjadi saat ini. “Perlu dipikirkan kembali apakah ada solusi lain. Jika itu satu- satunya jalan apakah ada jaminan air akan bisa mengalir normal terutama saat masuk musim penghujan," tegasnya.
Disisi lain, Kabag Umum dan Keuangan Perumda Air Minum Tirta Danu Arta Kabupaten Bangli, Gusti Agung Jelantik Sutha Baskara mengakui rencana pembangunan jaringan baru tersebut dilakukan lantaran setiap musim penghujan beberapa kali jaringan pipa transmisi di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Melangit diterjang material tebing yang longsor. Akibatnya pasokan air bagi pelanggan jadi terganggu akibat pipa transmisi rusak dan terputus. "Sementara untuk proses perbaikan tergantung kerusakan, bahkan proses perbaikan sampai butuh waktu sepekan," ujarnya.
Kata Baskara, salah satu jalur pipa tranmisi sumber mata air Gamongan I, Desa Kayubihi berada dibantaran sungai Melangit dengan topografi tebing yang tinggi. Dampaknya, setiap musim penghujan sering kali tebing yang memiliki ketinggian lebih dari 50 meter longsor dan menimpa jaringan pipa. ”Dalam kurun waktu sepekan ini saja sudah dua kali jaringan pipa hancur karena diterjang longsor,” ujarnya.
Akibatnya, kata Gusti Agung Baskara, ribuan pelanggan tidak dapat suplay air. Menyikapi masalah klasik tersebut, pihaknya berencana bakal membangun jaringan baru. Dimana untuk jaringan baru ini pipa tidak lagi mengeliling tebing, namun dipasang dekat sumber dan air langsung didorong keatas dengan menggunakan tenaga mesin pompa. "Saat ini untuk pendorong menggunakan daya gravitasi,” sebutnya.
Hanya saja, diakui Kabag asal Banjar Gunaksa, Kelurahan Cempaga ini untuk bangun jaringan baru butuh anggaran yang tidak sedikit. Pembangunan jaringan baru ini sifatnya sebagai penyeimbang artinya jika jaringan pipa lama rusak, maka pendistribusian air lewat jaringan yang baru, sehingga layanan bisa tetap normal . "Butuh anggaran sekitar 4 miliar untuk bangunan jaringan itu. Dalam hal ini, Perumda tentu perlu support dari pemerintah,” pungkas Suastika. ard/nop
Komentar