Tangkal Penimbunan Migor, Jajaran Samapta Polres Bangli Cek Toko Modern dan Pasar Tradisional
Selasa, 22 Maret 2022
19:45 WITA
Bangli
1523 Pengunjung
Anggota Samapta Polres Bangli saat menyisir toko modern guna mengecek ketersedian migor di seputaran Kota Bangli, Selasa (22/3). Foto : SD/ist
Bangli, suaradewata.com - Ditengah melonjaknya harga minyak goreng (migor) curah di pasaran, jajaran Samapta Polres Bangli kian intens melakukan penyelidikan dengan menyisir sejumlah toko modern dan pasar tradisional di Kabupaten Bangli, Selasa (22/3/2022). Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya indikasi penimbunan migor sekaligus menindaklanjuti Surat Perintah Kapolres Bangli nomor : sprin/45/I/Patroli.5.1.1./2022 terkait kelangkaan berujung mahalnya minyak goreng (migor) curah di pasaran. Kegiatan pengecekan tersebut, dipimpin Kasat Samapta Polres Bangli, AKP IB Ketut Karyawan. Selain menyasar toko modern termasuk berjaringan, hal serupa juga dilakukan di pasar tradisional seperti Pasar Kidul. "Penyisiran dilakukan guna mencegah adanya aksi penimbunan minyak goreng ditengah langka dan mahalnya minyak goreng di pasaran," ucap AKP. Karyawan.
Dalam kesempatan tersebut anggota Samapta Polres Bangli juga memberikan tindakan preventif atau pencegahan terhadap terjadinya gangguan Kamtibmas. "Dari hasil pantauan kami ketersediaan minyak goreng masih normal dan mencukupi. Namun,memang dengan harga lebih tinggi dibandingkan biasanya,"sebutnya.
Sementara itu,salah seorang pedagang sembako di Pasar Kidul, Ni Komang Suratmini mengaku dirinya tak berani membeli minyak goreng untuk dijual terlalu banyak. Sebab, lanjut dia, selain keberadaanya langka, harganya juga melambung. "Per kemarin harga satu liter minyak goreng mencapai Rp 23.000 hingga Rp 25.000, tergantung merek. Sedangkan yang dua liter mulai Rp 46.500 hingga Rp 50.000. Makanya, saya tidak berani nyetok banyak, karena harganya meroket. Kalau beli banyak takutnya besok malah turun drastis. Orang-orang belinya juga tidak berani banyak, palingan yang sebotol ukuran kecil,"ungkapnya.
Hal serupa juga dikatakan pedagang migor di sisi selatan Pasar Kidul. Menurutnya, keberadaan minyak goreng saat ini sudah mencukupi, tidak langka. Namun harganya tetap tinggi. "Sebelumnya langka lalu jadi mahal harganya. Nah kalau sekarang barangnya sudah ada, tapi harganya tetap tinggi. Sama saja tidak berani nyetok banyak. Satu kardus saja sudah was-was jualnya akan laku semua atau tidak. Takutnya besok sudah berubah lagi harganya," tandasnya.ard/nop
Komentar