Hujan Es Kembali Landa Wilayah Kintamani
Selasa, 01 Februari 2022
20:40 WITA
Bangli
1612 Pengunjung
Hujan es saat melanda sejumlah wilayah kecamatan Kintamani, Bangli, Selasa (1/2). SD/Ist
Bangli, suaradewata.com - Fenomena alam berupa hujan es kembali melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Kintamani, Bangli. Jika sebelumnya sekitar sebulan lalu wilayah Banjar Glagalinggah diguyur hujan es, kali ini bertepatan saat perayaan Imlek, hujan serupa dengan ukuran sebesar biji jagung mengguyur wilayah sekitar desa Batur, Selasa (1/2/2022). Kondisi tersebut sempat membuat warga setempat kaget lantaran suara keras yang ditimbulkan, terutama bagi warga yang rumahnya masih beratapkan seng.
Menurut Kelian Adat Batur Utara, I Ketut Wijaya saat dihubungi via telepon, menyebutkan fenomena hujan es terjadi sekitar pukul 14.10 Wita. “Hujan es ini berlangsung selama 10 menit. Ukurannya ada yang sampai sebesar biji jagung," ungkapnya. Awalnya, kata dia, hujan disertai angin kencang melanda wilayah Kintamani. "Sekitar pukul 13.00 wita, hujan turun dengan lebat. Kemudian sempat mereda. Selanjutnya kembali hujan dan reda lagi. Nah, saat tahap ketiga hujan turun dengan lebat baru disertai hujan es,” ungkapnya.
Disampaikan pula, dampak hujan es tersebut, tidak sampai menimbulkan kerusakan. Menurut dia, sesuai kepercayaan masyarakat keturunan Tionghoa di Desa Adat Batur, kalau hari raya Imlek disertai hujan dan angin kencang itu pertanda baik, yakni turunnya rezeki. “Kita harap fenomena hujan es ini berdampak positif bagi kita semua, termasuk warga keturunan yang kini tengah merayakan Imlek,”harap Ketut Wijaya.
Untuk diketahui, mengacu data dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, menjelaskan bahwa fenomena hujan es adalah fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrim. Yang mana, hujan es terjadi karena adanya awan cumulonimbus. Pada awan ini terdapat tiga macam partikel, yaitu butir air, butir air super dingin, dan partikel es. Sehingga, hujan lebat yang masih berupa partikel padat baik es atau hail (hujan es) dapat terjadi, tergantung dari pembentukan dan pertumbuhan awan cumulonimbus tersebut. Hal ini, juga disebabkan karena aliran udara ke bawah dari awan cumulonimbus cukup tinggi. Lebih lanjut, fenomena hujan es tergantung dari pembentukan awan cumulonimbus. Kalau awan cumulonimbus memiliki aliran udara ke bawah yang tinggi, juga didukung suhu daratan yang cukup dingin maka akan turun hujan es.ard/nop
Komentar