Sebelum Dibangun, Dewan Ingatkan Pemkab Bangli Memperjelas Status Aset Goa Jepang
Kamis, 27 Januari 2022
18:55 WITA
Bangli
2117 Pengunjung
Kondisi Goa Jepang di Penelokan, Kintamani, Bangli. SD/Ist
Bangli, suaradewata.com – Pemkab Bangli, kini kembali berencana melakukan melakukan penataan/pembangunan kawasan obyek wisata Penelokan, Kintamani termasuk keberadaan Goa Jepang di tempat tersebut. Hanya saja, sebelum penataan khususnya terhadap Goa Jepang dilakukan, kalangan DPRD Bangli mengingatkan agar Pemkab Bangli memperjelas terlebih dahulu status asetnya agar tidak terjadi persoalan kedepannya. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Bangli, I Komang Carles saat dihubungi Kamis (27/1/2022). Mengingat sepengetahuan Carles, lokasi deretan goa yang merupakan peninggalan zaman Jepang itu berada di kawasan yang merupakan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). “Lokasi Goa Jepang itu, kalau tidak salah berada di kawasan milik BKSDA. Jadi sebelum dilakukan pembangunan perlu ada komunikasi dan penjajakan dengan BKSDA. Karena nantinya pembangunannya kan dengan menggunakan APBD, bagaimana asetnya nanti,” ungkap Komang Carles.
Koordinasi dengan BKSDA mesti dilakukan terlebih dahulu, lanjut Politisi asal Batur, Kintamani ini, agar jangan sampai kedepan terjadi persoalan seperti pembangunan Pasar Geopark yang dibangun di lahan milik BKSDA dengan anggaran dari APBD, justru berulang tahun jadi temuan BPK RI. Karena dalam hal pemungutan retribusi daerah kini justru terkendala. Salah satunya, karena belum jelasnya status aset tersebut. “Artinya, jangan sampai rencana penataan Goa Jepang kedepan dihadapkan pada persoalan yang sama seperti Pasar Geopark. Karena kita merencanakan membangun bukan di aset kita, nanti jadi temuan lagi. Untuk itu, pola kerjasama dan pemanfaatan asetnya seperti apa harus diperjelas terlebih dahulu sebelum penataan dilakukan,” ujar Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bangli ini mengingatkan.
Lebih lanjut, Carles juga mengaku sejatinya sangat mendukung rencana penataan kawasan Penelokan, Kintamani yang dilakukan Pemkab Bangli khususnya untuk kelestarian goa-goa yang memiliki nilai sejarah tersebut. “Memang penataan Goa Jepang itu sangat penting dilakukan. Namun yang lebih penting lagi, adalah apabila nantinya penataan goa-goa tersebut telah selesai, secara kontinuitas perlu dilakukan pemeliharaan oleh pihak terkait (pengelola). Jangan hanya dibangun, namun tidak ada yang memelihara. Apalagi ini memerlukan anggaran yang cukup besar, supaya tidak mubazir kedepannya,” pungkas Carles. ard/sar
Komentar