PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Tak Kunjung Dapat Perhatian, Warga Kayupadi  Rela Swadaya Perbaiki Kerusakan Drainase di Jalur Celok

Selasa, 25 Januari 2022

18:45 WITA

Bangli

1726 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Warga dusun Kayupadi saat melakukan gotong royong memperbaiki saluran drainase yang rusak akibat diterjang bencana tanah longsor beberapa waktu lalu. SD/Ist

Bangli, suaradewata.com – Lantaran tak kunjung mendapat perhatian dari instansi terkait, Warga di Dusun Kayupadi, Desa Songan, Kintamani harus secara swadaya membangun ulang drainase yang merupakan pembuangan air hujan di jalur Celok yang sebelumnya rusak akibat dampak bencana.   Hal ini diakui, Kadus Kayupadi, I Komang Brata saat dihubungi Selasa (25/1). Dijelaskan, kerusakan yang terjadi pada saluran (drainase) di jalur Celok terdapat di beberapa titik, akibat dampak bencana tanah longsor pada bulan Desember 2021 lalu. "Kalau saluran ini tidak segera diperbaiki, maka saat hujan, air akan meluber ke jalan. Tentunya,  itu akan memperparah kerusakan dan badan jalan juga bisa cepat mengalami kerusakan,” ungkapnya.

Tindak lanjut dari itu, Brata mengaku sudah sempat mengadu ke instansi terkait, dalam hal ini Dinas PUPR Perkim Bangli. "Saat jebol, pihak dinas memang sudah turun ke lokasi. Namun karena lama belum ada tindak lanjutnya, sehingga masyarakat kami berinisiatif melakukan perbaikan secara swadaya. Sebab, kalau menunggu pemerintah, mungkin kami tidak bisa memanfaatkan jalur Celok," beber Brata.

Terlebih, jalur Celok merupakan jalur utama bagi masyarakat Kayupadi untuk menuju ke Desa Songan. “Jalur ini merupakan akses bagi anak sekolah dan juga akses ke pusat kesehatan. Karena itu, warga akhirnya sepakat membangun ulang drainase secara swadaya” ujarnya.  Sebab, lanjut dia, kalau lewat jalur Celok menuju Songan hanya butuh waktu lima menit. Sedangkan kalau harus memutar lewat Penelokan untuk menuju Songan, kurang lebih butuh waktu 45 menit.

Dikatakan, biaya swadaya pembangunan drainase mencapai Rp. 9 juta. Drainase ini memiliki lebar enam meter dan panjang satu meter. Rencananya, pihak dusun juga akan membangun drainase serupa di titik berbeda jalur tersebut. “Kami masih mengumpulkan dana dari masyarakat. Semoga saja bisa cepat bisa terkumpul agar pembangunan bisa segera dilakukan,” harapnya. Sebaliknya kalau dana tersebut tidak bisa terkumpul dengan cepat, maka lanjut dia, mau tidak mau harus menunggu program pemerintah. “Masyarakat disini sangat berharap sekali kepada pemerintah untuk membuat pembangunan prioritas di seluruh Bangli. Sehingga pembangunan bisa terasa tidak hanya di kota saja. Namun hingga pelosok desa," pungkas Brata.ard/nop


Komentar

Berita Terbaru

\