Perangi Hoax Medsos dengan Aplikasi Taboo dari Pemkot Denpasar
Senin, 20 Mei 2019
00:00 WITA
Denpasar
2379 Pengunjung
istimewa
Denpasar, suaradewata.com - Satuan Tugas (Satgas) Aplikasi berbasis web bertajuk Tangkal dan Analisa Berita Bohong (Taboo) ini resmi dilaunching oleh Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan penekanan tombol di Damamaya Denpasar Cyber Monitor, Graha Sewaka Dharma, Lumintang, Senin (20/5/2019).
Aplikasi ini diciptakan guna memerangi berita bohong di media dan jejaring social yang sering terjadi. Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara didampingi Kadis Kominfo Kota Denpasar, I Dewa Made Agung menjelaskan bahwa perkembangan arus digitalisasi memungkinkan semua elemen masyarakat dapat menciptakan sesuatu dengan cepat. Sehingga dalam pelaksanaanya masyarakat harus teliti dengan menganalisa terlebih dahulu sebelum menyebarluaskan informasi.
“Satgas Aplikasi Taboo ini merupakan wujud nyata Pemkot Denpasar dalam upaya untuk bangkit sesuai dengan semangat Harkitnas dalam memerangi berita bohong (Hoax) yang beredar di masyarakat. Sehingga kedepannya masyarakat mulai teredukasi untuk selalu menganalisa sebelum sharing,” ujar Jaya Negara.
Lebih lanjut dikatakan, dengan adanya inovasi ini tentunya dapat memberikan pelayanan informasi bagi masyarakat dengan baik. Dimana, kualitas berita yang diterima masyarakat dapat dipertanggungjawabkan serta masyarakat mendapatkan informasi yang layak dikonsumsi.
“Tentunya dengan adanya Satgas Aplikasi Taboo ini kita bersama-sama termasuk dengan kepolisian, KPI dan seluruh masyarakat dapat menangkal berita hoax demi terciptanya informasi yang layak dan dapat dipertanggungjawabkan,” terangnya.
Sementara, Kabid Komunikasi dan Informasi Publik Diskominfo Kota Denpasar, Gde Wirakusuma Wahyudi mengatakan bahwa peluncuran satgas Aplikasi Taboo ini dilatar belakangi atas maraknya muncul berita bohong/hoax, utamanya yang tersebar di media sosial. Dimana, akibat adanya berita hoax ini memberikan dampak kerugian di segala bidang. Seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu tentang erupsi Gunung Agung dan Gempa Lombok. Bahkan, hingga pertengahan tahun 2019 ini terdeteksi sebanyak 1.500 indikasi berita bohong yang telah tersebar.
Selain itu, Bali khususnya Kota Denpasar yang bertumpu pada sektor pariwisata sangat rentan mendapat pengaruh berita bohong. Seperti yang kita ketahui adanya informasi yang beredar tentang letusan dasyat Gunung Agung yang spontan menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan.
“Berita bohong tentunya dapat mempengaruhi wisatawan, mengingat Bali dan Denpasar saat ini masih bertumpu pada sektor pariwisata, dan tentunya mempengaruhi seluruh sektor, dan yang rentan adalah berita bohong tentang bencana dan kesehatan,” kata Wirakusuma.
Dalam aplikasi ini lanjut Wirakusuma, masyarakat dapat mengecek secara langsung berita yang diterima dengan memasukan judul berita. Dimana, secara otomatis aplikasi akan melaksanakan pengecekan apakah itu berita benar atau berita bohong/hoax.
“Tentunya kami berharap kedepan Satgas Aplikasi ini dapat terus berkembang dan terintegrasi dengan PRO Denpasar, sehingga mampu menjadi media literasi bagi masyarakat untuk melakukan saring sebelum sharing serta semakin bijak dalam bermedia sosial,” tegasnya.rls/tim/ari
Komentar