PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Disebut Sebagai Suami Terlapor, Alit Rama Sangkal Hubungan Nikah

Kamis, 16 Mei 2019

00:00 WITA

Gianyar

14726 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Gianyar, suaradewata.com– Laporan kasus penganiayaan pembantu rumah tangga yang disiram air panas oleh majikan di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Rabu (15/5/2019) kemarin, mencatut nama I Nyoman Alit Sutarya atau yang akrab dipanggil Alit Rama. Meski tidak terang-terangan ditulis dalam pemberitaan, pria plontos ini merasa nama baiknya tercemar menjelang dirinya dilantik menjadi anggota DPRD Gianyar periode 2019-2024.

Caleg terpilih Dapil 1 Gianyar dari PDIP,ini pun menyebut  keluarga, terutama istri dan anak keempatnya sampai mengalami tekanan dan menangis. Menurutnya, terduga pelaku Desak Made Wiratningsih bukan istri siri atau istri sah, melainkan hanya keponakan jauh.

 “Inisial AR, caleg terpilih dapil 1 Gianyar PDIP yang pengacara cuma saya. Awalnya saya mau lapor polisi, tapi dengan pertimbangan lain saya putuskan klarifikasi saja,” ungkapnya pada awak media di Mapolres Gianyar, Kamis (16/5).

Ditegaskannya, sebagai pemeluk Hindu, tidak mengenal istilah nikah siri. Alit Rama juga menyebut bahwa antara dia dan Desak Wiratningsih tidak ada hubungan spesial. “Nikah siri itu apa sih, Hindu tidak mengenal nikah siri. Hubungan saya dengan bu Desak itu sebatas ponakan jauh, kakaknya nitip karena Desak sering diteror mantan suaminya,” terang bapak 4 anak ini.

Secara psikis, pencatutan namanya telah membuat keluarganya sedih. “Anak saya yang SMP sampai nangis karena dibully. Belum lagi image saya dimata anak dan istri sebagai kepala keluarga disebut punya istri siri,” ujarnya.

Alit Rama juga mengaku sempat bertengkar dengan istrinya gara-gara kasus ini. “Saya bilang, supaya tunggu cerita yang sebenarnya. Selama ini saya hanya bantu dia karena kasihan. Dicerai sama suaminya saat kondisi hamil. Dia melahirkan tanpa suami, anaknya cewek kembar,” jelasnya.

Dikisahkan, selama merawat dua bayi kembarnya hingga kini berusia sekitar 4 tahun, Desak selalu diteror oleh mantan suaminya. “Mantan suaminya minta salah satu dari mereka. Mana mungkin anak kembar dipisah, jadinya Desak itu selalu merasa terancam, saya kasihan. Saya kesana hanya ketika dimintai bantuan, padahal tyang merasa beban juga. Sering menyarankan cari pasangan dan nikah lagi, katanya trauma dan takut anaknya tidak diterima,” kisah Alit Rama.

Dari pengalaman itu, Alit Rama justru merasa curiga bahwa kejadian penyiraman air panas ini sengaja dibuat-buat. “Rasanya seperti ada aktor dibalik ini. Desak di penjara, anak kembali pada suami,” ungkapnya .

Pria yang juga Korlap Laskar Bali Gianyar ini memprediksi kejadian setingan ini sudah dimulai sejak masuknya dua pembantu rumah tangga asal Kalisaatt, Jember, Jawa Timur yakni Santi dan Eka Febriyanti (korban penyiraman air panas, red).

“Keduanya mulai kerja sekitar 8 bulan lalu. Sempat bu Desak dilaporkan menyekap mereka, sampai ada Ikatan Warga Jember di Bali melakukan pengecekan langsung. Padahal tidak ada penyekapan. Lalu kejadian ini, nampaknya sudah dipersiapkan. Ada yang mengarahkan,” ujarnya curiga.

Alit Rama juga merasa bingung dengan cerita Eka yang alami luka bakar disiram air panas dan jalannya kabur. Pihaknya pun mendesak kepolisian agar memastikan luka di punggung Eka. “Apakah itu luka baru atau luka lama. Sepengetahuan saya, Eka itu punya sakit korengan. Harus dicek juga foto itu dijepret kapan dan dimana? Masuk akal nggak, itu luka baru sudah bisa mengelupas,” tanyanya.

Namun dari kisahnya, ternyata Eka sempat bertemu dua perempuan dan naik angkot. Bahkan bertemu polisi namun tidak melapor saat itu. “Katanya diantar polisi, kenapa gak lapor ke pos terdekat saat itu?,” ujarnya heran.

Ditambahkannya, hubungan antara majikan dan pembantu rumah tangga selama ini pun baik-baik saja. Bahkan korban Eka sering diberikan baju dan diajak jalan-jalan. Meski demikian, Alit Rama menyerahkan sepenuhnya penyelidikan pada pihak kepolisian. “Intinya saya tidak mencampuri urusan kepolisian. Saya hanya ingin klarifikasi nama saya dicatut, disini yang jadi korban adalah anak istri saya. Istri siri itu tidak pernah terjadi dan tidak pernah ada,” tegasnya. gus/ari


Komentar

Berita Terbaru

\