Pawai Budaya HUT ke-248 Kota Gianyar, Kreasi Bahan Alami Para Seniman
Kamis, 02 Mei 2019
00:00 WITA
Gianyar
3148 Pengunjung
istimewa
Gianyar, suaradewata.com - Pawai Budaya HUT ke-248 Kota Gianyar tahun 2019, terlihat berbeda dari pergelaran tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, seluruh duta kecamatan diwajibkan untuk tidak menggunakan produk berbahan plastik, styrofom dan material tak ramah lingkungan lainnya dalam pementasan yang berlangsung Rabu (1/5/2019).
“Saatnya kembali ke alam dan lebih mendalami kearifan lokal. Dan bagi para seniman muda diharapkan dapat lebih kreatif menggali potensi seni budaya dengan material alami ke depannya,” ucap Plt. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, I Made Suradnya dalam laporannya pada pawai budaya HUT ke-248 Kota Gianyar tahun 2019 di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Rabu (1/5).
Suradnya mengatakan, peserta pawai budaya tahun ini mengambil tema Satya Premana Winangun Loka Budaya (Kekuatan Jiwa membangkitkan budaya lokal dalam menghadapi tantangan arus budaya global) dan diikuti ratusan seniman dari tujuh kecamatan di Kabupaten Gianyar, ditambah peserta dari SMKN 3 Sukawati dan Forum Koordinasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Gianyar.
Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengapresiasi pergelaran pawai budaya tahun ini yang serentak menggunakan bahan ramah lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran Bupati yang dikeluarkannya berdasarkan Pergub Bali nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik, styrofom dan lain-lain.
“Semoga kesenian yang diwariskan oleh leluhur dapat tetap terjaga. Dan generasi masa kini selalu berusaha menemukan unsur-unsur seni baru yang bisa dipadukan dengan perkembangan zaman,” harap Bupati.
Dengan menggunakan bahan dari alam, muncul kreatifitas seni orang Bali yang sejati, seperti sebelum maraknya penggunaan bahan styrofom. "Seperti mejejahitan, metuesan dan lainnya, sehingga muncul kreasi seni dari para seniman," ujar Mahayastra.
Senada dengan Bupati Gianyar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar I Wayan Kujus Pawitra mengatakan, Surat Edaran Bupati Gianyar tentang pembatasan timbulan sampah plastik, styrofoam dan lain-lain, telah dikeluarkan pada tanggal 20 Maret 2019 ditujukan kepada panitia pelaksana hari - hari nasional dan daerah. "Seluruh rangkaian pelaksanaan hari besar nasional dan daerah tahun 2019 agar memperhatikan prinsip atau konsep ramah lingkungan, mengurangi, membatasi dan menghindari penggunaan plastik maupun styrofoam," jelas Kujus.
Sementara itu, Desa Temesi sebagai duta Kecamatan Gianyar membawakan parade tema Peneduh Jagat. Kemudian Wakil kecamatan Tegalalang menonjolkan tradisi Ngerebeg. Selanjutnya, Duta Kecamatan Payangan, yang diwakili Desa Puhu menunjukkan garapan tari “Pancering Buka”.
Berikutnya, Desa Medahan sebagai duta kecamatan Blahbatuh menampilkan fragmentari perjalanan I Gusti Agung Maruti. Kemudian, Desa Peliatan mewakili Kecamatan Ubud membawakan “Langening Loka Budaya Peliatan.” Selanjutnya, Kecamatan Sukawati mengusung tema “Singa Sanga Dhuara Werdhi Ulangun”. Lalu, Kecamatan Tampaksiring yang diwakili Desa Pejeng dan Pejeng Kawan mempertunjukkan tema “Bayu Premana”. rls/ari
Komentar