PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Jembatan Metra-Kedui Molor, Puluhan Buruh Tak Digaji Tiga Bulan Lebih

Minggu, 13 Januari 2019

00:00 WITA

Bangli

2639 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Pembangunan jembatan penghubung Metra – Kedui  yang sejak awal ditargetkan selesai pada akhir Desember tahun 2018 kini molor. Bahkan sesuai pantauan di lokasi, Minggu (13/01/2019), realisasi pengerjaannya baru mencapai 41 persen. Pembangunan yang tampak baru sebatas struktur kepala jembatan saja. Ironisnya lagi, nasib puluhan tenaga kerja yang dipekerjakan justru sangat memprihatinkan. Pasalnya, selama tiga bulan lebih dipekerjakan hingga saat ini justru tidak pernah diberikan gaji oleh rekanan yang mengerjakan proyek senilai Rp 4,6 miliar.

Dari informasi yang dihimpun,  proyek tersebut dikerjakan oleh PT Global. Sesuai kontrak waktu pengerjaan dari bulan Juli hingga 12 Desember 2018. Hanya saja, sampai saat ini proyek yang sejak lama sangat diharapkan oleh masyarakat dua desa yakni Tembuku dan Yangapi untuk segera bisa terwujud tersebut justru tak kunjung selesai.

Salah satu pekerja proyek  Andre  (23) asal Sumba, NTT saat ditemui dilokasi, menuturkan, pengerjaan proyek ini mulai terhenti sejak tanggal 4 Januari 2019. Penyebabnya, disebutkan, karena kontraktor sudah tidak ada uang. Kedatangan material proyek sering terlambat. “Imbasnya, saya bersama sekitar 20 pekerja disini tidak mendapat gaji sejak tiga bulan lebih,” sesalnya.

Untuk bertahan hidup, rekannya sebagian ada yang pulang kampung dan sebagian lagi terpaksa mencari pekerjaan baru ke Denpasar. Sedangkan dirinya, memilih seorang diri tetap bertahan menempati bedeng yang dibangun untuk tempat tinggal sementara didekat proyek tersebut. “Saya bertahan disini, untuk menjaga alat-alat proyek yang tersisa. Padahal untuk makan saja saya susah, karena belum dapat gaji. Jadinya, saya hanya makan sekali sehari dan itu pun banyak dibantu diberikan makan oleh masyarakat disini karena kasihan mungkin dengan saya,” ungkap Andre dengan mata berkaca-kaca.

Karena itu, pihaknya berharap agar rekanan yang mempekerjakan dirinya segera melunasi gajinya selama tiga bulan terakhir agar bisa bertahan hidup. “Saya disini bekerja dengan mempertaruhkan nyawa. Saya digaji hanya 90 ribu per hari. Tapi sampai saat ini, rekanan hanya janji-janji saja untuk membayar dan melunasi gaji saya bersama rekan-rekan lain,” sesalnya.

Secara terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Perumahan dan Pemukiman (PUTRPerkin)  Kabupaten Bangli, Wayan Lawe  membenarkan adanya keterlambatan realisasi pengerjaan proyek tersebut. “Molornya proyek karena banyak kendala. Salah satunya karena ada perubahan DED. Struktur tiang penyangga mepet dengan tebing dan medannya juga cukup sulit,” paparnya.  Meski demikian, dipastikan, penuntasan proyek tersebut akan selesai tahun 2019 ini.  

Diakui, saat ini realisasi pengerjaan proyek baru mencapai 41 persen. Karena itu, rekanan pemenang tender baru bisa mengamprah anggaran sebesar realisasi pekerjaan tersebut tahun 2018. “Sisa anggaran itu, akan diluncurkan pada perubahan APBD tahun 2019. Namun rekanan sudah bisa melanjutkan pekerjaannya untuk mengejar keterlambatan tersebut,” pintanya. Atas keterlambatan tersebut, pihaknya juga mengaku telah memberikan penalty kepada rekanan tersebut. HAnya saja, yang membuat ironis,  perpanjangan kontrak  masih tetap diberikan kepada rekanan tersebut untuk bisa menuntaskan hingga batas waktu 80 hari kedepan. ard/ari


Komentar

Berita Terbaru

\