Penilaian Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi di BRSUD Tabanan
Senin, 13 Agustus 2018
00:00 WITA
Tabanan
3506 Pengunjung
istimewa
Tabanan, suaradewata.com - Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) Tabanan yang melaksanakan Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (GRSSI-B ) dinilai oleh tim penilai GRSSI-B Provinsi Bali, Senin (13/8). Kedatangan tim penilai ke BRSUD Tabanan diterima langsung oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Direktur BRSUD Tabanan Dr Nyoman Susila, Kepala Dinas Kesehatan dr. Nyoman Suratmika tim Pembina GRSSI-B Kabupaten Tabanan dan OPD Tabanan.
Dr. Nyoman Susila mengatakan BRSU Tabanan selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Adapun motto yang dimiliki BRSU Tabanan yakni Quick Detect, Quick Response, Zero Death.
“Quick Detect, Quick Response, Zero Death adalah implementasi sepuluh langkah perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna menuju rumah sakit sayang ibu dan bayi di BRSU Tabanan plus serangkaian inovasi dalam berbagai tingkatan untuk menekan angka kematian Ibu bayi sampai terendah, tidak boleh ada kematian ibu bayi yang seharusnya tercegah.” ungkapnya.
Dijelaskan pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk perlindungan ibu dan bayi diantaranya kebijakan tertulis manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi dan menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal dan neonatal seperti ANC, kelas ibu hamil, layanan poliklinik laktasi, konseling-krining HIV dan senam ibu hamil.
“Langkah-langkah lainnya meliputi menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru lahir dengan inisiasi menyusui dini dan kontak kulit ibu bayi, menyelenggarakan pelayanan obstetrik dan neotonal komprehensif atau PONEK. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk membantu ibu menyusui dengan benar, dan langkah-langkah lainnya.” jelasnya.
Selain itu adapun langkah penyelenggaran pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaringan ibu dan bayi dengan ambulan GRSSI-B 24 jam dan Wadah dan Ruang Komunikasi Promosi dan Infomasi Kesehatan Ibu dan Anak Tabanan atau warung kopi kita , serta beragam inovasi lainnya.
“Inovasi lainnya dalam Quick Detect, Quick Response, Zero Death antara lain Warung Kopi Kita, Pengembangan SIMRS dengan Smart Maruti, Sistem pendaftaran online, blue code sistem, layanan laparoskopi, Laboratorium Information System, Ibu Bayi Prioritas, Free Discharge Administration, Srarpasima; layanan antar pulang pasien, Sesidar, dan inovasi lainnya.” imbuhnya.
Wabup Sanjaya dalam kesempatan tersebut mengatakan angka kematian Ibu dan bayi di Tabanan mengalami penurunan dari tahun ke tahun, hal tersebut salah satu bukti bahwa seluruh tim BRSUD Tabanan sudah berkomitmen dengan baik dalam menekan angka kematian ibu dan bayi di Tabanan. Dirinya berpesan agar untuk mencegah kematian ibu dan bayi ini harus juga bersinergi dari hulu ke hilir.
“Mencegah kematian ibu dan bayi harus berintegrasi dari hulu ke hilir. Berikan pemahaman dari ibu hamil sampai melahirkan. Dengan adanya puskesmas di seluruh Kecamatan, bisa dilakukan sosialisasi dan koordinasi, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat berjalan dengan baik.” ungkapnya.
Dikatakannya Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam rangka mewujudkan Tabanan Serasi juga sangat berkomitmen mendukung kebijakan-kebijakan dalam mendukung program kesehatan di Tabanan. Berbagai kebijakan tersebut antara lain dengan membangun Rumah Sakit di Nyitdah untuk mengatasi kurangnya sarana dan prasarana, serta membuat tim terpadu.
“Kami di Pemkab Tabanan juga membuat Tim Terpadu, dimana semua OPD terlibat untuk mencegah kematian ibu dan bayi,” jelasnya.
Wabup Sanjaya berharap kegiatan penilaian ini dapat berjalan dengan baik. Semoga masukan-masukan dapat diberikan oleh tim penilai yang akan berguna bagi kemajuan BRSUD Tabanan.
Sementara Ketua Tim Penilai dr. Putu Doster Mahayasa mengatakan tujuan dilaksanakan penilaian GRSSI-B adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
“Melalui Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (GRSSI-B) dokter, bidan, perawat, manajemen rumah sakit dan semua unsur terkait di Rumah Sakit Umum Bangli harus bekerja dengan baik untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi,” ungkapnya.hms/gin/aga
Komentar