TPS 3R Bantas Lestari Tabanan Jadi Percontohan Program Infrastuktur Berbasis Masyarakat
Kamis, 19 Juli 2018
00:00 WITA
Tabanan
3070 Pengunjung
istimewa
Tabanan, suaradewata.com –Keberhasilan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) TPS 3R Bantas Lestari dalam mengelola sampah serta menghasilkan produk-produk kerajinan berbahan baku sampah rupanya mendapat perhatian dari pemerintah. Kementrian PUPR menjadikan TPS 3R Bantas Lestari sebagai lokasi kunjungan dalam rangka “Penyiapan Implemetasi Infrastruktur Berbasis Masyarakat”. Kunjungan tersebut dilakukan, Kamis (19/7) di lokasi TPS 3R di Banjar Bunut Puhun Desa Bantas. Hadir dalam acara tersebut Asisten II Sekda Tabanan I Wayan Miarsana, Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor, Bupati Kapuas AM Nasir, OPD terkait, Perbekel Desa Bantas dan para tokoh masyarakat.
Kasubid Kelembagaan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Direktoral Jenderal Ciptakarya Kementrian PUPR, Marsaulina Pasaribu dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Tabanan dan para pengurus KSM Bantas Lestari yang telah berkenan menerima kunjungan. Dikatakannya adapun yang menjadi tujuan kunjungan ini adalah untuk belajar dan melihat secara langsung kegiatan KSM TPS 3R Bantas Lestari.
“Kami mendengar bahwa TPS 3R ini telah berhasil mengembangkan beragam aktivitas bukan hanya mampu memilah dan mengolah sampah tapi juga mampu menghasilkan produk kerajinan berbahan baku sampah. KSM TPS 3R ini juga telah banyak menjalankan aktivitas sosial yang melibatkan warga untuk meningkatkan kepedulian terhadap sampah,” ungkapnya.
Pihaknya menjelaskan para undangan yang hadir dalam kunjungan ini adalah peserta yang telah hadir dalam kegiatan Penandatanganan Perjanjian kerjasama di bidang Infrastruktur Berbasis Masyarakat antara Kementrian PUPR dengan pemerintah Kabupaten/Kota yang telah berlangsung sejak 16 Juli 2018 di Hotel Prime Plaza Sanur.
“Semoga denga kunjungan ini kami semua mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah. Kunjungan ini semakin meningkatkan keyakinan kami bahwa upaya mengurangi sampah dari sumbernya sambil mengembangkan hal-hal yang produktif bukan hal yang mustahil. Kami juga berharap hal ini memotivasi kami semua,” imbuhnya.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Wayan Miarsana mengungkapkan sampai saat ini di Kabupaten Tabanan telah terbentuk sebanyak 10 TPS 3R. Partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah mencapai Rp 500 juta lebih dalam bentuk pendanaan dari retribusi yang berasal dari masyarakat dan sekitar Rp 9 milyar lebih dari APBD.
“Konsep pembangunan Tempat Pembangunan Sampah 3R (TPS 3R) ini adalah adalah salah satu cara atau metode mengelola sampah secara mandiri dari masyarakat. Dengan metode mengurangi volume sampah dari produsen sampah itu sendiri yaitu dengan pembatasan timbulan sampah (reduce), memanfaatkan kembali (reuse) dan mendaur ulang (recycle),” ungkapnya.
TPS 3R Desa Bantas ini dibangun pada 2017 atas dasar sinergitas masyarakat desa Bantas, Satker PSPLP Provinsi Bali dan Pemerintah Tabanan. TPS ini dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bantas Lestari dibawah koordinasi Perbekel Desa Bantas.
“TPS ini juga telah memiliki kendaraan pick up sebagai penunjang operasional, Pemerintah Tabanan juga telah menyiapkan gaji/upah tenaga pemilah sampah sebanyak 2 orang selama 3 tahun. Menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk menjaga dan memelihara TPS ini agar dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin demi terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan bersih,” jelasnya.
Sementara itu Ni Nyoman Sarasmini, Ketua KSM Bantas Lestari menjelaskan, latar belakang pembentukan TPS 3R ini karena belum optimalnya pengelolaan sampah serta kebutuhan akan fasilitas pengelolaan sampah berbasis 3R di Desa Bantas Kecamatan Selemadeg Timur. Sehingga Direktorat enderal Cipta karya melalui Satker PSPLP Provinsi Bali memberikan bantuan dana yang bersumber dari APBN untuk membangun TPS ini.
“Dengan adanya TPS3R ini tersedianya infrastruktur tempat pengelolaan sampah (TPS) yang memadai di Desa Bantas dengan pola pendekatan 3R. Kualitas lingkungan pemukiman juga meningkat dan mengurangi biaya transportasi sampah. Serta menyerap tenaga kerja,” jelasnya.
Dijelaskannya, pemilihan teknologi komposting ini ditekankan pada kemudahan dalam operasional dan perawatan serta tidak menelan biaya yang besar dan merupakan hasil kerja sama antarta KSM pengelola dan masyarakat penerima manfaat pembangunan TPS 3R.
“Pilihan teknis pengomposan aerobik yang menjadi alternative pilihan masyarakat bantas adalah teknik open window atau terowongan bambu, dan keranjang takakura susun.” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penukaran cinderamata dna foto bersama, serta presentasi lainnya terkait sanitasi oleh KSM Widya Sari.hms/gin/aga
Komentar