Alami Kelainan Saraf, Werti Hanya Berbaring di Tempat Tidur
Selasa, 10 April 2018
00:00 WITA
Tabanan
8049 Pengunjung
suaradewata
Tabanan, suaradewata.com – Hari-hari I Ketut Natra, 60, menjadi semakin berat setelah sang istri Ni Made Werti, 55, divonis mengalami kelainan saraf yang membuat sekujur tubuhnya sudah bergerak. Bahkan enam bulan belakangan ini, sang istri sama sekali tidak bisa bergerak dan hanya berbaring ditempat tidur.
Namun pria warga Banjar Bantas Bale Agung, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan ini dengan setia dan tulus tetap merawat istrinya dan hanya dibantu oleh anak bungsunya yang masih duduk dibangku SMP. Setiap hari, Natra memandikan sang istri dengan menggendongnya ke kamar mandi, menggantikan popok karena sang istri tidak bisa pergi ke kamar mandi sendiri, hingga menyuapi makanan sang istri.
Maka dari itu, kini Natra tak bisa bekerja secara maksimal karena harus merawat sang istri. Otomatis penghasilannya pun berkurang, yang berdampak pada pengobatan sang istri yang juga berhenti lantaran terkendala masalah biaya.
Ia menuturkan jika sang istri mulai sakit sekitar 5 tahun yang lalu, saat itu istrinya sering kali mengeluh tidak enak badan, dan badannya sering kaku. Setelah diperiksa ke dokter, ternyata sang istri mengalami kelainan pada saraf dan harus rutin berobat. “Tetapi sudah satu tahun ini berhenti berobat karena tidak punya uang,” ujarnya.
Sejak divonis kelainan saraf, kondisi sang istri terus menurun, sehingga hanya Natra yang bekerja sebagai buruh serabutan utamanya buruh petik kelapa. Penghasilan yang tidak menentu setiap hari membuat ia tidak bisa berbuat banyak untuk pengobatan sang istri. Pasutri ini dikaruniai tiga orang anak, anak pertamanya sekitar 10 tahun yang lalu transmigrasi ke Poso, kemudian anak keduanya sudah menikah ke luar Desa Bantas, dan anak ketiganya masih duduk dibangku kelas VIII SMPN 1 Selemadeg Timur. “Ada bidan desa yang datang kesini rutin untuk periksa istri saya,” imbuhnya.
Perbekel Desa Bantas I Gede Ketut Catur Purnawan mengatakan jika warganya tersebut sudah memiliki KIS, hanya saja belum masuk pra KS lantaran data yang keluar dari pusat masih data tahun 2015, sedangkan Kelian Dinas sudah mengusulkan Natra untuk masuk pra KS. “Ini juga kendala kami, karena data yang keluar data tahun 2015,” ujarnya.
Kendatipun demikian, perhatian Desa tidak luput dari keluarga ini, bahkan desa sempat menyarankan agar Werti dibawa ke rumah sakit, hanya saja Natra tidak mau karena jika di opname dirinya tidak bisa bekerja. Maka dari itu, bidan desa pun rutin melakukan pemeriksaan terhadap kondisi Werti, yang sejauh ini masih stabil, tekanan darah stabil, namun hanya kesulitan menelan. “Kita berharap agar kedepannya ada solusi pengobatan bagi ibu ini,” tandasnya.ayu/aga
Komentar