Pengembangan Salak Gula Pasir di Kebonjero Tembus Pasar Swalayan
Jumat, 16 Februari 2018
00:00 WITA
Tabanan
4149 Pengunjung
suaradewata
Tabanan, suaradewata.com – Sejak tahun 1991 silam, seorang warga di Banjar Kebonjero, Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan, Tabanan, mulai menanam salak gula pasir. Dan saat ini sebagian besar warga di Desa Munduktemu telah menanam salak gula pasir tersebut di lahan mereka, salak ini bahkan sering disebut salak madu karena memang memiliki perbedaan dengan salak gula pasir yang banyak ditemukan di wilayah Karangasem.
I Ketut Suardika menuturkan jika awal mula mengembangan salak gula pasir di Banjar Kebonjero adalah bermula ketika dirinya diberikan dua biji salak gula pasir di Sibetan, Karangasem. Biji salak tersebut kemudian di tanamnya bersama sang ayah. “Ketika itu setelah 3 atau 4 tahun salak ini berbuah dan hasilnya sama seperti indukannya yaitu buahnya kecil, hitam tetapi manis,” ujarnya.
Setelah itu, ia bersama ayahnya I Nyoman Santra melakukan inovasi dengan teknik penjarangan tanaman, perlakukan organik, maupun konservasi lahan, hingga akhirnya salak berbuah dengan buah yang lebih besar namun tetap manis sehingga warga sekitarnya menyebutnya dengan salak madu. Dan di tahun 2018 ini, dirinya sudah bisa mengembangkan salak ini sebanyak 2 hektar. Ditambah dengan tanaman salak warga yang tergabung dalam kelompok tani Batur Sari binaannya. “Dan salak ini juga sudah tembus ke swalayan Tiara Dewata di Denpasar,” imbuhnya.
Dan kedepannya kelompok tani Batur Sari juga rencananya akan belajar cara pengolahan salak menjadi makanan olahan untuk mengantisipasi hasil panen yang menumpuk.ayu/aga
Komentar