PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Wabup Wayan Artha Dipa Pantau Pengungsi di Kecamatan Kubu

Minggu, 26 November 2017

00:00 WITA

Karangasem

2930 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suara dewata

Karangasem, suaradewata.com - Pasca terjadinya erupsi yang kedua kalinya, pada Sabtu (25/11/2017) petang, ribuan pengungsi yang berasal dari daerah yang masuk dalam daerah zona terlarang KRB III radius 7,5 kilometer dari kawah Gunung Agung, sejak Sabtu malam itu secara bertahap meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang aman diluar radius berbahaya itu. 

Sebagian besar warga yang turun gunung itu menempati balai banjar atau balai masyarakat untuk mengamankan diri sebelum kemudian mereka dipindahkan ke posko-posko pengungsian yang telah dibangun sebelumnya. Untuk memantau pergerakan para pengungsi ini, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, Minggu (26/11/2017) turun kelapangan, salah satunya ke Balai Masyarakat Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem. Sejak terjadi erupsi kedua Sabtu malam, ribuan warga dari tiga dusun di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, masing-masing Dusun Bahal, Dusun Pandan Sari dan Dusun Batu Giling, turun gunung untuk mengamankan diri di Balai Masyarakat tersebut. 

Klian Banjar Bahal I Nengah Sumidia, menyebutkan, warganya memutuskan untuk turun gunung mengamankan diri setelah melihat kepulan abu vulkanik yang berwarna abu kehitaman terlontar dari kawah Gunung Agung setinggi 3000 meter. "Kami mengungsi setelah melihat abu vulkaniknya mengepul tinggi. Selain itu juga atas anjuran dari bapak perbekel yang meminta kami mengosongkan rumah karena berada di zona 7,5 kilometer," ungkapnya.  

Di Balai Masyarakat Desa Tulamben ini, dia dan warganya hanya sementara sembari menunggu relokasi ke pengungsian dengan menggunakan truk TNI. "Kita akan pindah kelokasi pengungsian lama di Desa Tembok, Buleleng," sebutnya. Dan sesuai rencana Minggu kemarin mereka para pengungsi dari tiga dusun ini sudah diberangkatkan ke posko pengungsian. Diutamakan para Lansia dan anak-anak, sementara sisanya menuju ketempat pengungsian secara mandiri dengan kendaraan masing-masing. 

"Kami belum mendata berapa jumlah warga kami di Desa Dukuh yang mengungsi, kemungkinan akan terus bertambah melihat perkembangan peningkatan aktifitas letusan Gunung Agung ini," ucapnya lagi.  

Sementara itu, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, kepada wartawan mengatakan, kaitannya dengan pengungsi pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Bali, dan bersurat kepemerintah Kabupaten/Kota seluruh Bali, agar para pengungsi yang ngungsi kedaerah mereka bisa diterima dengan baik. 

"Karena dari sisi status, Gunung Agung sampai saat ini masih berada di level siaga atau level III. Dalam penjelasannya PVMBG merekomendasikan daerah yang dianggap berbahaya radius 7,5 kilometer itu harus dikosongkan," tegasnya. 

Sementara lokasi sementara yang ditempati pengungsi ini disebutnya belum nyaman karena berada di radius 12 kilometer selain pula dekat dengan areal aliran sungai sehingga masih riskan. Untuk itu pihaknya mendorong para pengungsi untuk menempati posko-posko pengungsian yang sudah disiapkan pemerintah. nov/rls/ari


Komentar

Berita Terbaru

\