Diikuti 15 Ribu Umat, Bupati Eka Kian Tergerak untuk Beryadnya
Jumat, 28 Juli 2017
00:00 WITA
Tabanan
3431 Pengunjung
suaradewata.com
Tabanan, suaradewata.com - Setidaknya 15 ribu orang memadati pelataran dan areal parkir Pura Luhur Pekendungan, Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri pada Jumat (28/7). Mereka berduyun-duyun datang dari berbagai pelosok wilayah di Tabanan untuk mengikuti upacara Mebayuh Oton dan Sapuh Leger Massal yang diselenggarakan Yayasan Siwa Murti Bali bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan.
Jumlah yang begitu besar itu di luar perkiraan sebab yang terdaftar sebelumnya hanya berkisar 6.500 orang. Jumlah peserta yang membludak itu menandakan animo masyarakat untuk mengikuti upacara tersebut begitu besarnya. Mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua berdatangan dari segala penjuru untuk melakukan upacara pembersihan diri dari segala macam leteh atau kotor secara niskala.
Ramainya peserta mebayuh oton dan sapuh leger ini disaksikan langsung oleh para undangan yang hadir. Mereka di antaranya Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, anggota DPRD Provinsi Bali seperti I Gede Suamba, I Ketut Purnaya, dan I Gede Ketut Nugrahita Pendit. Kemudian anggota DPRD Kabupaten Tabanan seperti I Nyoman Arnawa yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tabanan, I Made Dirga, dan I Nyoman Suadiana.
Begitu juga dengan undangan lainnya seperti Forum Koordinasi Pimpinan Daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Serta tidak ketinggalan sesepuh PDI Perjuangan Provinsi Bali yang juga anggota DPD RI AA Ngurah Oka Ratmadi, Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali Wisnu Bawa Temaja, serta Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Tabanan I Wayan Tontra. Mereka berbaur dengan masyarakat yang telah memadai areal acara sejak pagi hari.
Membludaknya jumlah peserta tersebut membuat Bupati Tabanan yang juga Dewan Penasehat Yayasan Siwa Murti Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti, merasa bersyukur. Sebab, niatnya untuk senantiasa menggelar yadnya bersama Ketua Yayasan Siwa Murti Bali Dr Jero Mangku Made Subagia beserta anggotanya disambut dengan hangat. Apalagi dalam kesempatan itu, Dr Jero Mangku Made Subagia langsung bertindak sebagai dalang Wayang Sapuh Leger.
“Saya sangat bersyukur niat kami di Yayasan Siwa Murti Bali mendapat sambutan hangat dari masyarakat,” ujar Bupati Eka.
Dia mengatakan, kegiatan mabayuh oton dan sapuh leger massal ini sengaja digelar untuk menepis pemikiran bahwa tidak benar biaya yang dibutuhkan untuk melakukan yadnya mahal.
“Asal kita gotong royong, yakinlah bisa kita laksanakan tanpa membebani siapapun. Dan, terbukti hari ini kita bisa membantu. Bisa berinvestasi karma,” tegasnya di hadapan peserta upacara.
Sejatinya, sambung dia, kegiatan seperti ini harus dilakukan setiap pemimpin di Bali kepada masyarakat. “Dengan hati yang tulus, semoga dari sini, pikiran dan aura positif datang. Masyarakat terbebas dari penderitaan (secara niskala) sehingga bisa berbuat positif bagi Bali,” imbuhnya.
Karena itu, ke depannya, kegiatan seperti ini akan terus dilakukan bersama Yayasan Siwa Murti Bali. Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya berencana akan melakukan upacara metatah massal di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli untuk 3.000 warga.
“Karena ada juga yang seumur hidup belum bisa melakukan upacara metatah. Saya pribadi semakin konsisten untuk mengabdikan diri, ngayah, untuk umat. Bersama dengan Yayasan Siwa Murti Bali,” pungkasnya.
Adanya kegiatan seperti ini juga mendapat respon positif dari Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tabanan I Nyoman Arnawa, dan Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Wisnu Bawa Temaja.
Seperti diungkapkan Adi Wiryatama, kegiatan ini baik dilakukan untuk membangkitkan kesadaran umat. Terlebih dengan gotong royong, kegiatan ini akan meringankan beban masyarakat. “Biasanya kalau dilakukan secara pribadi akan memakan biaya yang besar, waktu yang diperlukan juga tidak sebentar. Jadi akan ringan beban yang harus ditanggung umat,” katanya.
Apalagi, sambungnya, tujuan dari upacara ini adalah untuk pembersihan diri. “Dengan terus mengasah dan membersihkan diri, pikiran dan aura positif diharapkan bisa muncul pada masing-masing pribadi,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tabanan I Nyoman Arnawa memberi apresiasi yang positif terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Terlebih kegiatan ini salah satunya digagas oleh Bupati Eka yang notabene kader eksekutif PDI Perjuangan Kabupaten Tabanan.
“Saya mendukung dan memberi apresiasi yang positif. Apalagi kegiatan ini positif bagi masyarakat, khususnya di Tabanan dan Bali pada umumnya. Saya rasa kegiatan seperti ini harus terus dilakukan di daerah lainnya,” kata Arnawa.
Begitu halnya dengan Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali Wisnu Bawa Temaja. Mantan Kesbanglinmas Kabupaten Badung ini mengaku salut upacara seperti ini bisa dilaksanakan oleh seorang bupati. Apalagi tujuan upacara ini untuk menyucikan diri dari berbagai macal leteh.
“Saya salut. Karena kegiatan ini ditujukan untuk seluruh umat Hindu lintas soroh. Tentu akan sangat membantu secara ekonomi. Dengan keyakinan dan ketulusan, upacara ini bisa berjalan dengan lancar,” katanya.
Melihat animo masyarakat yang begitu besar, menurutnya, alangkah baiknya bila kegiatan ini dilakukan secara rutin. Entah itu enam bulan sekali atau setahun sekali. “Kegiatan ini bisa merekatkan umat, mewujudkan persatuan, dan mengimplementasikan semangat gotong royong tersebut. Inilah salah satu contoh kebhinekaan. Seperti inilah Pancasila,” tandasnya.hms/dev
Komentar