PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Kadisdik Tabanan : Ke Sekolah Harus Gunakan Sepeda Gayung

Kamis, 20 Juli 2017

00:00 WITA

Tabanan

4139 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Tabanansuaradewata.com - Banyaknya anak-anak dibawah umur terutama pada kalangan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) terjaring dalam operasi Satlantas Polres Tabanan yang kedapatan menggunakan sepeda motor untuk berangkat ke sekolah. Terbukti puluhan sepeda motor dari kalangan Pelajar SMP tersebut disita oleh Satlantas Polres Tabanan karena belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). Lantaran pelajar SMP belum cukup umur untuk syarat memiliki SIM dan hal tersebut dapat memicu terjadinya kecelakaan lalulintas. Bahkan belakangan ini sudah terjadi kecelakaan lalulitas di Daerah Tabanan yang melibatkan anak dibawah umur hingga meninggal dunia.

Baca :  https://www.suaradewata.com/read/2017/07/20/201707200002/Mirip-Show-Room-98-Sepeda-Motor-Disita-Polres-Tabanan.html

Atas hal tersebut, akhirnya Kadisdik Tabanan I Wayan Adnyana angkat bicara. Dirinya mengatakan di Tabanan sudah ada Trans Serasi yang siap mengantarkan pelajar ke sekolah-sekolah dan sudah banyak membantu anak-anak dikalangan pelajar. Sedangkan bagi anak-anak yang tidak terjangkau oleh Trans Serasi tentu masih menggunakan sepeda motor. Oleh sebab itu, dirinya berharap Trans Serasi tidak hanya bisa dimanfaatkan di kota-kota justru Trans Serasi itu kan lebih banyak sebenarnya diperuntukan di Daerah Pedesaan. Dimana jalur lalulintasnya yang masih sangat terbatas.

"Oleh karena itu kedepan kita di Disdik akan memberitahu atau memberikan masukan kepada Dinas Perhubungan, supaya penggunaan Trans Serasi Fasilitas itu diperuntukan bagi sekolah sekolah yang memang jalur lalulintasnya belum memadai,sedangkan di Kota kan sudah bagus jadi kan sudah angkot banyak, kenapa harus di kota saja, padahal Trans Serasi kita butuhkan di daerah daerah yang masih jauh, dimana fasilitas sarana pra sarana lalulintas dan lain sebagainya masih kurang," ucap Adnyana di Kantor Disdik Tabanan, Kamis, (20/07/2017). 

Baca : https://www.suaradewata.com/read/2017/07/16/201707160004/Scoopy-VS-Beat-2-Orang-Tewas-1-Orang-Dirawat-Di-RS.html

Untu itu, Disdik Tabanan sendiri pun berharap kepada Dinas Perhubungan Tabanan untuk mengkaji kembali. Agar Trans Serasi bisa dinikmati bagi pelajar yang ada di daerah pedesaan. Sedangkan bagi yang belum terjamah oleh Trans Serasi untuk menghimbau lewat Kepala Sekolah. Untuk memberikan semacam pengawasan dan pemahaman kepada anak didik terutama pada saat penggunaan sepeda motor.

"Saya sedang kaji dengan teman teman, apakah nanti ada semacam pembatasan atau larangan, kita akan kaji kembali mengenai pengguna sepeda motor," terangnya.

Dirinya menjelaskan, kendala yang terjadi kadang-kadang orang tua tidak sempat mengantar anaknya ke sekolah. Lalu, apabila anaknya tidak diantar, Trans Serasi tidak ada dan fasilitas yang lain juga tidak ada. Tidak mungkin para siswa ke sekolah jalan kaki. Maka satu-satunya apabila Pemerintah peduli dengan ini, Trans Serasi harus ditingkatkan. Selain itu kita berikan pemahaman kepada anak-anak didik, apabila terpaksa harus  membawa sepeda motor karena orang tua tidak mengantar dan Trans Serasi juga tidak ada. Para Siswa harus berhati-hari, harus lengkap pakai helm dan sebagai macam yang lainnya. Dan apabila kedepannya memang itu tidak boleh sesuai dengan aturan. Kata Dia, kita tertibkan, jangan sampai para siswa menggunakan sepeda motor. Dan para siswa harus menggunakan sepeda gayung untuk berangkat ke sekolah.

"Jadi solusinya kita akan bikin surat edaran kepada semua sekolah yang belum terjamah oleh Trans Serasi, dan apabila Dia kemudian ke sekolah, harus menggunakan transportasi dalam bentuk sepeda gayung," jelasnya.

Lalu bagaimana dengan jarak dari rumah siswa ke tempat sekolahnya yang jaraknya sangat jauh?? Dirinya menjawab, apabila jaraknya jauh dirinya menyarankan menggunakan sepeda gayung karena masih bisa menjangkau. Akan tetapi, apabila terlalu jauh, hal tersebut bisa menghambat siswa untuk belajar ke sekolah dan hal tersebut menjadi PR di Disdik. Untuk itu, satu-satunya jalan yaitu orang tua harus bertanggungjawab terhadap anaknya antara diantar atau bagaimana solusinya.

"Maka itu, kita nanti akan duduk bersama dengan Perhubungan, lalu konsepnya seperti apa kedepan, paling tidak Trans Serasi supaya juga bisa dinikmati oleh temen temen di tempat lain," ucapnya.ang/aga


Komentar

Berita Terbaru

\